Relasipublik.com PAINAN – Sejumlah lahan milik warga, di Kampung Timbulun, Kenagarian Aurduri, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), disekitaran Batang Surantih, hingga saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Dari hari ke hari, lahan masyarakat yang terdapat disepanjang aliran sungai terus saja tergerus air hingga nyaris ambruk. Kondisi tersebut diperparah akibat geliat tambang pasir yang diduga tidak mengantongi izin secara resmi. Senin, (30/10).
Pantauan dilapangan, akibat abrasi ini, berdampak buruk kepada sejumlah bangunan rumah penduduk sekitar. Selain itu, juga terjadi penyempitan pada hilir sungai bekas tambang pasir dan pendakalan pada pintu muara. Bahkan, sejumlah tanaman dan lahan milik warga setempat sudah ada yang ambruk kedalam sungai.
Asridal (37), warga setempat, yang lahannya ikut terdampak abrasi, mengatakan, kondisi itu sudah terjadi sejak tiga tahun belakangan. Menurutnya, sampai kini kondisinya semakin parah dan menyesak ke pemukiman warga. Hal itu, dikarenakan aktivitas tambang pasir yang semakin merajalela disekitar lahan miliknya.
“Jika kegiatan ini tidak ada penindakan dari Pemkab melalui Dinas terkait, maka saya khawatir, rumah saya juga ikut ambruk kedalam sungai nantinya. Sebab, semakin hari abrasi terus saja bertambah parah, saat ini saja tebing sungai sudah mendekati rumah saya,” sebutnya dilokasi.
Dikatakannya, selain berdampak kepada rumah penduduk sekitar, kondisi itu juga merugikan masyarakat dikarenakan harus rela kehilangan sejumlah petak lahan dan tanaman perkebunan. Bahkan, tanaman mereka seperti Sawit dan Pisang yang mestinya sudah masuk masa panen, lenyap ke dalam aliran sungai.
“Biasanya tepat dibelakang rumah saya itu, ada puluhan pohon sawit yang siap panen. Sekali seminggu, hasilnya bisa mencapai 600 kilogram. Tapi, sekarang sudah tidak ada lagi, sudah hampir punah seluruhnya,” jelasnya dengan nada sedih.
Terkait kondisi itu, ia bersama warga mengaku sudah pernah melaporkan kondisi itu ke pihak nagari dan kecamatan. Namun, sejauh ini belum pernah ditindaklanjuti. Padahal kondisi itu, jelas mengkhawatirkan dikarenakan sudah mengancam bangunan warga sekitar.
“Bahkan, jauh hari sebelumnya kami sudah pernah mengirim surat ke pihak kecamatan dan kepolisian untuk segera ditindaklanjuti. Namun, tak ada penindakan sejauh ini,” ungkapnya.
Menanggapi persoalan itu, anggota DPRD Pessel, Ikal Jonedi Dapil III Sutera-Lengayang, mengatakan, kondisi itu harus segera diantisipasi agar tak menimbulkan korban jiwa dikemudian hari. Menurutnya persoalan abrasi tidak bisa dipandang sebelah mata, apalagi sudah mengancam ketentraman warga sekitar.
“Persoalan tersebut harus segera dicarikan solusinya. Jika tidak cepat tanggap, maka akan banyak lagi kerugian lainnya,” sebutnya.
Ditambahkannya, dalam waktu dekat pihaknya bersama anggota DPRD lainnya akan membahas persoalan tersebut pada sidang Paripurna. Ia menginginkan kondisi aliran batang Surantih harus segera di normalisasi, sehingga arus sungai manjadi lancar dari hulu ke muara.
“Secepatnya akan kita bahas di Banggar pada APBD 2017 ini. Nanti akan kita lakukan penanganan dalam bentuk normalisasi sungai,” sebutnya.
Dihubungi terpisah, Dailipal, selaku Plt Kasat Pol PP dan Damkar Pessel, mengatakan, akan segera melakukan tinjauan kelapangan terkait keluhan warga tersebut.
“Dalam waktu dekat akan kita lakukan kroscek kelapangan. Jika benar aktivitas tambang itu tidak mengantongi izin secara resmi, maka akan kita lakukan penindakan sesuai aturan hukum yang berlaku,” tegas Dailipal. (h/RP)