Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Ancaman Terhadap Narkoba dan LGBT Dibutuhkan Kebersamaan

189
×

Ancaman Terhadap Narkoba dan LGBT Dibutuhkan Kebersamaan

Sebarkan artikel ini

BUKITTINGGI, RELASIPUBLIK – Tantangan generasi muda Sumatera Barat hari ini, adalah bahaya nakorba, LGBT dan perkembangan global teknologi informasi yang begitu dahsyat. Nakorba dan LGBT amat dekat mengancam anak-anak kita sebagai generasi pelanjut bangsa ini. Sudah saat melakukan antisipasi merobah semua ini untuk kebaikan daerah kita bersama.

Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit pada saat memberikan sambutan pengukuhan dan launching tim parenting Yayasan Minang Peduli (YMP) untuk Bukitinggi dan sekitarnya ” bangun peradabam mulai dari keluarga, Tausyiah bersama Uzt. Dr. Ahmad Hatta, MA, Balai Sidang Hatta, Novotel Bukittijggi, Minggu 27Januari 2019.

Hadir dalam kesempatan, Wakil Walikota Bukittinggi, Ketua Tim Penggerak PKK Bukittinggi, Ketua dan pengurus YMP, Forkopimda Bukittinggi.

Lebih lanjut Wagub Nasrul Abit menyampaikan, untuk kebaikan Sumatera Barat saat ini amat prihatin peredaran narkoba sudah dilakoni oleh orang Sumbar, bukan orang luar yang membawa nakorba ke Sumbar.

Ini menandakan ancaman bahaya nakorba amat dekat dengan masyarakat Sumbar. Perlu perhatian banyak pihak, pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal, jika ada cepat lapor kepada pihak berwajib.

Kemudian soal bahaya prilaku LGBT terhadap generasi muda yang setiap waktu terus meningkat. Data dari Konselor RS.M.Djamil LGBT di Sumbar tahun 2016 : 5.000 orang, tahun 2017 : 9.000 orang dan pertengahan 2018 : 14.000 orang. Dan saat ini yang terindifikasi penyakit mematikan HIV Aids 1.400 orang.

Prilaku sek bebas LGBT lebih ganas dari pada pengaruh Pekerja Sek Komersil (PSK), karena pelaku LGBT mereka mencari mangsa menyalurkan penyakit HIV Aids. Dan ancaman saat ini adalah anak-anak kita usia 12 -15 tahun.

Oleh karena itu perlu semangat bersama memberantas LGBT di Sumatera Barat, yang tidak sesuai dengan ajaran agama dah filosofi budaya Adat Bansandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Yang sakit silahkan berobat, yang tidak mau berobah silahkan keluar dari Sumatera Barat.

Saat ini untuk perlindungan hukum, kita sedang menyusun perda ketahanan keluarga yang didalamnya ada penindakan terhadap prilaku maksiat dan LGBT, ungkap Nasrul Abit.

Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas peranan Yayasan Minang Peduli telah mulai melakukan pembinaan dibeberapa kabupaten dan kota di Sumatera Barat.

Pemerintah provinsi Sumbar mendukung apa-apa yang telah dilakukan YMP yang fokus pada pembinaan generasi muda minang mulai dari sejak dini. Pembinaan usia dini dimulai dari keluarga, asupan gizi, prilaku sehat, pengetahuan dan pengajaran terhadap agama dan nilai-nilai budaya dalam bentuk pendidikan karakter.

Ada istilah budaya kita : ” ketek ta baok baok, lah gadang ta ubah tido”. Dengan ada pembinaan dan pelatihan fasilitator yang dilakukan YMP, menjadi sebuah gerakkan bersama mewujudkan generasi minang sebagai pusat melahirkan tokoh-tokoh nasional kembali, ujarnya

Wagub juga menghimbau dalam menciptakan generasi masa depan Sumbar ini, diharapkan peranan ninik mamak dan perantau melakukan perhatian yang besar dikampung halamannya.

Ninik mamak penghulu melakukan kontrol pulang membina secara langsung anak kemenakan dalam kaum. Peran ini yang dirasa semakin hilang karena banyak para datuk suku berada diluar, sementara datuk manti kampung tidak berdaya melakukan secara baik karena berbagai faktor.

Peran dan pengaruh ninik mamak dalam kaum akan mampu memberikan perubahan akan perkembangan anak kemenakan selain sebagai melestarikan budaya minang juga mengembalikan tatanan budaya itu dalam tempat yang sebenarnya. Dan tantangan generasi muda saat ini, nakorba, LGBT, perkembangan globalisasi teknologi informasi akan menjadi teratasi jika semua komponen itu saling bersinergi dengan baik, ungkapnya.

Ketua koordinator YMP, Muhammad Kadrial dalam sambutanya menyampaikan, saat ini kita telah memiliki 27 orang fasilitator pendidikan usia dini bagi keluarga. Dan hari ini kita mengukuhkan sebanyak 38 orang lagi fasilitator untuk kota Bukittinggi dan sekitarnya.

Kita berharap fasilitator parenting kota Bukittinggi ini dapat menjangkau daerah, Agam, Padang Panjang,Tanah Datar, Pasaman, Pasaman Barat.

Sehingga kegiatan pendidikan anak usia dini yang dimulai dari keluarga akan mampu mendorong ibu-ibu muda kita melahirkan generasi yang berkarater islami, taat, berpengetahuan, berbudi luhur dan memiliki daya saing, terangnya . (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *