SAWAHLUNTO, RELASIPUBLIK – Tidak hanya mengirimkan berkas proposal, Pemko Sawahlunto juga mengiringi proposal tersebut dengan melakukan kunjungan langsung ke instansi tempat proposal tersebut ditujukan sehingga koordinasi terjalin lebih baik.
Pola kerja ‘jemput bola’ itu dikomandoi Walikota Deri Asta, yang dalam kesempatan terbaru ini melakukannya untuk mengiringi proposal bantuan pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang diajukan pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI. Menunjukkan keseriusan dan komitmen Pemko untuk mengkoordinasikan langsung hal itu dengan pihak Kementerian, Deri bersama Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) Andy Rastika langsung menyambangi kantor Kementerian yang dipimpin Ignasius Jonan tersebut.
Deri Asta dan rombongan diterima di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM itu pada Rabu (23/01). Pihak Kementerian yang menyambut Walikota Sawahlunto ini yakni Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur, Noor Arifin Muhammad bersama sejumlah staff.
Dalam pertemuan yang berlangsung akrab itu, Walikota Deri Asta memaparkan tentang permohonan kepada Kementerian ESDM untuk kembali membantu pemasangan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 250 unit di ‘Kota Arang’ itu. Sebagai syarat administrasi, kata Deri, pihak Pemko Sawahlunto telah menyerahkan berkas proposal sejak November 2018 lalu.
“Jadi dengan ini kami menyampaikan besar harapan kami pihak Kementerian dapat membantu memfasilitasi pemasangan lampu PJU ini. Tahun 2019 ini kami ajukan sebanyak 250 titik lagi. Itu akan kami sebar pada 4 kecamatan di kota kami,” ujar Deri.
Ditambahkan Deri Asta, keberadaan sarana lampu jalan sangat diperlukan di Sawahlunto. Selain pastinya untuk menerangi jalan, yang berdampak langsung manfaatnya akan dirasakan masyarakat, juga terkait Sawahlunto adalah kota wisata.
“Sarana lampu jalan ini sangat kami perlukan. Untuk masyarakat pastinya manfaat penerangan jalan itu. Kemudian kota kami kota wisata, jadi cukup menjadi kendala jika penerangan di jalan tidak memadai”, ungkap Walikota muda itu.
Melalui kunjungan langsungnya ke Kementerian ESDM tersebut, Deri berharap pihak Kementerian melihat wujud nyata komitmen Pemko Sawahlunto memperjuangkan proposal tadi. Sehingga ada pertimbangan untuk meletakkan proposal pemasangan PJU di Sawahlunto dalam kategori prioritas (unggulan).
Tak lupa, Deri Asta juga menyampaikan terimakasih yang sebesar – besarnya pada Kementerian ESDM RI, yang pada 2017 lalu telah merealisasikan pemasangan PJU solar sel sebanyak 200 unit. Wujud terimakasih itu, Ditjen EBTKE dihadiahi piagam penghargaan dan juga cenderamata khas ‘Kota Arang’.
Namun ternyata, tak hanya persoalan lampu PJU itu yang dibahas dalam pertemuan itu, Kepala Barenlitbangda, Andy Rastika menyebutkan bahwa dalam kesempatan tersebut sempat membahas tentang potensi energi terbarukan ramah lingkungan di Sawahlunto. Potensi energi yang dilirik oleh Kementerian ESDM adalah energi gas metan.
“Selain membicarakan tindak lanjut proposal lampu PJU kita, tadi juga ada dibahas mengenai potensi energi terbarukan yang ramah lingkungan yang dapat dikembangkan di Sawahlunto. Potensi energi yang akan diteliti bersumber dari gas metan,” kata Andy.
Menanggapi ketertarikan Dirjen EBTKE Kementerian ESDM RI untuk energi gas metan itu Pemko Sawahlunto pun menyambut antusias dan siap mendukung serta memfasilitasi. Sebab pengembangan energi terbarukan ramah lingkungan ini tentunya juga bakal memberikan banyak manfaat bagi ‘Kota Arang’ itu.
“Segera ada tindak lanjut. Sesuai instruksi dari Dirjen, Pemko akan mengirimkan surat pengusulan peninjauan lapangan/survei untuk peninjauan pengolahan energi metan itu. Setelah surat diterima Kementerian, mereka berjanji akan mengirim tim ke Sawahlunto untuk survei,” ujar Andy.
Terpisah, Ketua DPRD Sawahlunto, Adi Ikhtibar mengapresiasi pola ‘jemput bola’ yang digeber Walikota Deri Asta tersebut. Menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, pekerjaan seperti itu mencerminkan bahwa pimpinan ‘Kota Arang’ tersebut bekerja dengan tuntas sejak awal.
“Bagus. Kita apresiasi pergerakan seperti itu. Ada mencerminkan bekerja tuntas dari awal, ada permintaan bantuan ke Kementerian langsung dikawal, langsung dikoordinasikan. Tidak selesai dengan mengirim proposal saja. Jadi dituntaskan pekerjaan itu, jelas sampainya di pihak terkait. Bisa kita mengawal agar apa yang diajukan bisa masuk daftar prioritas,” puji Adi Ikhtibar.
Adi menambahkan, selain aktif ke pusat, tak kalah penting adalah kontrol kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang nanti bakal menjadi pelaksana teknis kegiatan.
“Aktif ke pusat bagus sekali. Namun jangan lengah, penting juga memonitor kinerja OPD. Karena nanti setelah rampung dari pusat, yang mengurus teknis di daerah kan OPD – OPD ini,” pungkas Adi. (Jun)