PADANG, RELASIPUBLIK – Bank Sentral Republik Indonesia perwakilan Sumatera Barat menyelenggarakan pertemuan tahunan Bank Indonesia (BI), Selasa (18/12/2018) di aula Kantor BI dalam penyampaian evaluasi kinerja ekonomi tahun 2018 serta praspek ekonomi dan arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2019.
Dalam pertemuan tahunan bersama BI perwakilan Sumatera Barat ini, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menyampaikan, bahwa kondisi perjalanan ekonomi tahun 2018 menjadi pelajaran yang dapat kita petik untuk memperkuat sinergi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di sumbar yang kurang kondusif, dengan membangun sinergi kebijakan antar otoritas, menjadi kunci dalam upaya memperkuat perkekonomian di daerah.
“Dalam pembangunan perekonomian di sumbar perlu dilakukan sinergi yang berkesinambungan berbagai pihak adalah kunci keberhasilan pengendalian ekonomi daerah”, kata irwan Prayitno.
Gubernur Sumbar juga menegaskan, dalam peningkatan sinergitas kita harus melakukan kerjasama antar pemerintah daerah untuk mendukung kelancaran kegiatan perekonomian daerah di sumbar, berbagai program kerja dilaksanakan upaya mendorong peningkatan jumlah wirausaha termasuk pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sumbar.
Hubungan sinergi peningkatan UMKM harus terus ditingkatkan diberbagai sektor, terutama sektor pariwisata, ucap Irwan Prayitno.
“Secara umum kondisi perekonomian Sumbar cukup kokoh karena ditopang oleh sektor pertanian sehingga tidak terlalu berpengaruh oleh gejolak global, kita akan terus meningkatkan sinergi dalam mengupayakan sumber pertumbuhan baru seperti mendatangkan investor dari luar hingga menggenjot sektor pariwisata”, tambah Irwan Prayitno.
Dalam hal ini juga disampaikan sebelumnya oleh Endy Dwi Tjahjono Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, pertumbuhan ekonomi di Sumbar penuh dengan tantangan, perekonomian tumbuh tidak merata dan penuh ketidakpastian, kondisi ini akan terus berlanjut tahun 2019.
Di tengah ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja dan prospek ekonomi Indonesia cukup baik. Sementara pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat 2018 mengalami perlambatan dibandingkan tahun lalu berada pada rentang 4,8 persen hingga 5,2 persen.
“Berbeda dengan arah pertumbuhan ekonomi nasional yang masih terakselerasi, laju pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini akan lebih rendah dibanding 2017 yang saat itu mencapai 5,29 persen,” kata Endy Dwi Tjahjono
Acara pertemuan tahunan Bank Indonesia, dengan tema “Bank Indonesia Dorong Sinergi Ketahanan dan Pertumbuhan”, dihadiri oleh Ketua DPRD Sumbar, Bupati/Walikota, Forkopinda se Sumatera Barat, Pimpinan SKPD se Sumatera Barat, pimpinan Perbankan dan perusahaan, serta Rektor / Akademis, pengamat ekonomi ang berjumlah 150 orang undangan. (**)