PAINAN, RELASIPUBLIK – Merosotnya prestasi olahraga Kabupaten Pesisir Selatan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV Sumatera Barat, bukan akibat kisruh yang terjadi di tubuh KONI.
Hal itu ditegaskan, Gestrojoni, selaku Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum KONI Pessel, sejauh ini pihaknya secara organisasi di internal tidak pernah ada persoalan.
Menurutnya, kisruh itu terjadi, sejak dia diangkat sebagai Plt KONI Pessel, pada 20 September 2018. Namun, karena pada induk olahraga tersebut, adanya campur tangan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pessel, lalu dibentuklah Plt KONI tandingan yang SK nya dinilai tidak sesuai AD/ART, kemudian disahkan oleh KONI Provinsi Sumbar.
“Artinya, jebloknya prestasi olahraga Pessel bukan kesalahan dari KONI, itu sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kepala Disparpora Pessel, Mawardi Roska dan Ketua KONI Sumbar, Syaiful,” ujarnya kepada wartawan di Painan, Kamis (29/11).
Ia mengatakan, selain mengotak-atik KONI Pessel, Mawardi Roska, menganulir data atlet ke aplikasi Sidragon yang telah didaftarkan untuk berlaga pada Porprov 2018 di Padang Pariaman. Akibatnya, lanjut Gestro, banyak data atlet yang telah dientri menjadi batal.
“Seharusnya, Disparpora Pessel dan KONI Sumbar menjadi mediator jika ada persoalan di internal KONI Pessel, bukan mengobok-obok dan melanggar aturan organisasi. Nah, ini ada apa?,” ucap pria yang pernah menyandang bakat sebagai pelatih gulat nasional itu.
Dihubungi teripisah, Ketua Umum Gulat Cabang Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Pedmadarni, menyebutkan, tidak ikutnya cabor gulat pada Porprov 2018 di Padang Pariaman, dikarenakan tidak sesuai dengan prosedur dan mekanisme.
“Kami takut mengambil anggaran dan memutuskan untuk tidak ikut saja. Sebab, dana yang dipakai untuk para atlet adalah anggaran negara yang mesti dipertanggungjawabkan. Kami tidak mau berurusan dengan hukum nantinya,” katanya.
Sebelumnya, Bupati Pessel, Hendrajoni, mengakui hasil perolehan medali Kontingen Pessel, pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2018 di Padang Pariaman, jauh dari target.
Bupati menyebutkan, sejauh ini pihaknya telah berupaya keras memotivasi para atlet agar perolehan medali di Pesisir Selatan, sesuai dengan target sebagaimana yang diharapkan bersama. Namun, karena minimnya persiapan sejak awal, sehingga belum membuahkan hasil yang maksimal.
“Untuk Kontingen Pessel, saya pribadi selalu memberikan semangat kepada atlet. Bahkan, tidak ada kata kalah, kalau tidak menang, juara,” kata bupati.
Diketahui, Kabupaten Pesisir Selatan pada ajang Porprov 2018 di Padang Pariaman, bertengger pada peringkat 14 setelah Kota Solok, dengan perolehan medali, yakni 18 emas, 25 Perak, 39 Perunggu dengan total 82 medali.
“Kenapa prestasi kita sekarang jauh merosot, ya, karena ditubuh KONI ada persoalan internal. Akibatnya atlet tidak terurus dan kurang persiapan. Bahkan, ada sejumlah cabor yang tidak ikut bertanding, padahal itu atlet terbaik semua. Tentu kita yang rugi,” ujarnya.
Bupati menambahkan, kedepan jika tidak ada perubahan, maka pihaknya akan melakukan evaluasi untuk memperbaiki prestasi olahraga di daerah tersebut.
“Kita lihat hasil akhirnya nanti. Jika tidak ada perubahan, baru kita benahi. Evaluasi ini sesuai harapan bersama untuk menjadikan atlet Pessel pejuang di tingkat provinsi,” tuturnya. (Kis)