PASAMAN, RELASI PUBLIK – TIDAK ada yang bisa mengira perjalanan nasib anak manusia. Tidak saya, tidak Anda, tidak juga Yudesri, S.IP., M.Si., yang sejak beberapa waktu lalu resmi menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pasaman.
Padahal kalau menyigi jauh ke belakang, ke awal tahun 2000-an, saat Pasaman belum dipecah menjadi dua daerah otonom, nama Yudesri muda saat itu sudah mulai diperhitungkan.
Saat itu Kabupaten Pasaman dipimpin oleh duet Bupati Kombes Pol. (Purn.) Drs. Baharuddin dan Wakil Bupati H. Benny Utama.
Ketika Pasaman kemudian dimekarkan menjadi dua wilayah, yaitu Pasaman dan Pasaman Barat pada akhir tahun 2003, Yudesri menjadi bagian dari generasi pamong pertama yang ikut menata dasar pemerintahan baru di daerah hasil pemekaran itu.
Tapi ia tidak langsung berada di posisi tinggi, tapi mulai dari dasar, dari ruang kerja kecil di Setda Pasaman dengan jabatan sebagai Kepala Sub Bagian Kerjasama Antar Daerah, Bagian Pemerintahan.
Kariernya kemudian melangkah pasti. Tahun 2005, Yudesri dipercaya sebagai Kepala Sub Bagian Perangkat Daerah, Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Pasaman, sebelum akhirnya pada 2006 turun langsung ke lapangan sebagai Camat Luhak Nan Duo, Kabupaten Pasaman Barat.
Dari sana, kariernya bergerak cepat. Yudesri kemudian dipercaya memegang jabatan Kabid DAL OPS Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, lalu menjadi Camat Gunung Tuleh, kemudian menjabat Kepala Bidang Transmigrasi Dinas Sosial, Kepala Badan Kesbangpol, hingga Camat Lemah Melintang.
Yudesri tidak pernah diam di satu tempat terlalu lama. Di mana pun ia ditugaskan, selalu meninggalkan jejak kerja yang tertib dan terukur. Ia tumbuh sebagai pamong lapangan yang mengenal birokrasi dari bawah, bukan dari laporan.
Tahun 2014, Yudesri dipercaya menjadi Kepala Satpol PP dan kemudian kembali memimpin Badan Kesbangpol Pasaman Barat.
Dua jabatan yang menuntut ketegasan dan kedewasaan. Dan di situlah reputasinya makin kokoh, birokrat tanpa banyak bicara, tapi selalu tuntas dalam kerja.
Tahun 2017, Yudesri diangkat sebagai Asisten II Sekretariat Daerah sekaligus Kepala BKPSDM, lalu dua tahun kemudian dipercaya sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman Barat.
Pada 2021, ketika daerah itu memasuki masa transisi, Yudesri dipercaya menjadi Pelaksana Harian (Plh.) Bupati Pasaman Barat, jabatan tertinggi sementara yang menegaskan betapa besarnya kepercayaan birokrasi kepadanya.
Kemudian roda waktu berputar. Di Pasaman, Welly Suhery dan Parulian memenangkan Pilkada, yang kemudian mengantarkan mereka untuk memimpin Pasaman dalam rentang waktu lima tahu ke depan.
Dua sosok ini memahami bahwa membangun daerah tidak cukup dengan visi politik, tapi juga dengan mesin birokrasi yang kuat dan berpengalaman.
Mereka tahu persis, di luar sana ada putra Pasaman yang matang ditempa karier panjang di Pasaman Barat. Maka Yudesri pun dipanggil pulang bukan sekedar untuk mengisi jabatan, tapi untuk memimpin kembali birokrasi tanah kelahirannya di ujung utara Sumatera Barat.
Tahun 2025, Yudesri resmi dilantik menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Pasaman. Sejak saat itu, wajah birokrasi Pasaman kembali bergerak lebih dinamis, terukur, dan profesional.
Puncaknya pada 28 Oktober 2025, dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Retret Sekda serta Kepala Bappeda se-Indonesia di IPDN Jatinangor, Jawa Barat, Yudesri tampil sebagai Komandan Apel Pagi.
Di hadapan ribuan pamong dari seluruh Indonesia, ia berdiri tegak memberi komando dengan suara tegas dan sorot mata penuh wibawa.
Bagi sebagian orang, itu mungkin hanya apel biasa. Tapi bagi Pasaman, itu simbol bahwa daerah di ujung utara Sumatera Barat ini memiliki pamong sejati, sosok yang bekerja tanpa banyak janji.
Kini Yudesri menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab di bawah kepemimpinan Bupati Welly Suhery dan Wakil Bupati Parulian.
Dan harus diakui, inilah pasangan kepala daerah yang mengerti betul makna birokrasi. Mereka menempatkan orang-orang yang ahli di bidangnya, memilih pejabat bukan karena kedekatan, tapi karena kompetensi. Dan yang tak kalah penting, mereka memberi ruang luas bagi putra-putra Pasaman berprestasi untuk pulang dan mengabdi di tanah kelahirannya.
Yudesri adalah buktinya. Pamong berkarakter, pamong pekerja, pamong yang membawa wibawa birokrasi Pasaman ke tingkat yang lebih tinggi. (spa)














