AMBON, RELASI PUBLIK — Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap warga binaan pemasyarakatan (WBP) lanjut usia dengan membagikan paket penambah daya tahan tubuh pada Jumat (12/09/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelayanan humanis dan komitmen Rutan Ambon dalam mendukung kesehatan kelompok rentan di dalam lingkungan pemasyarakatan.
Paket yang dibagikan meliputi susu khusus lansia, jus buah, biskuit, dan madu, dengan tujuan menjaga imunitas para WBP usia lanjut. Tak hanya pembagian paket, tim kesehatan Rutan Ambon juga memberikan edukasi singkat mengenai pentingnya menjaga daya tahan tubuh, terutama pada usia lanjut yang lebih rentan terhadap penyakit.
Kepala Rutan Ambon, Ferdika Canra, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam memberikan pelayanan yang bermartabat bagi seluruh WBP.
“Lansia adalah kelompok yang membutuhkan perhatian khusus. Kegiatan ini bukan hanya pemenuhan kewajiban, tetapi bagian dari misi kemanusiaan kami dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih manusiawi dan peduli,” ujarnya.
Ferdika menegaskan, kegiatan ini juga menjadi bagian dari langkah nyata Rutan Ambon dalam meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK), di mana pelayanan kepada WBP menjadi salah satu indikator penting.
Dua warga binaan lansia yang turut menerima paket, LK (68 tahun) dan RL (72 tahun), mengaku terharu atas perhatian yang diberikan pihak Rutan.
“Di usia seperti ini, perhatian sekecil apapun sangat bermakna. Bantuan ini bukan hanya menyehatkan badan, tapi juga menenangkan hati kami,” ucap LK dengan mata berkaca-kaca.
RL menambahkan bahwa perhatian dari petugas memberi semangat baru di tengah keterbatasan mereka sebagai lansia di dalam rutan.
“Kami merasa dihargai. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, dan Rutan Ambon bisa jadi contoh tempat pembinaan yang benar-benar peduli pada manusia,” ujarnya.
Ferdika memastikan bahwa program seperti ini akan terus dilakukan secara berkala, tidak hanya untuk lansia, tetapi juga bagi WBP penyandang disabilitas dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan khusus.
“Kami ingin membangun sistem pemasyarakatan yang tidak hanya membina perilaku, tetapi juga memanusiakan manusia. Pelayanan yang bermartabat adalah kunci,” tutupnya. (R)














