Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAHOLAHRAGATERBARU

Main Bola di Sawah, Pemuda Lagan Kecil Buktikan Kreativitas Tak Butuh Lapangan Mewah

115
×

Main Bola di Sawah, Pemuda Lagan Kecil Buktikan Kreativitas Tak Butuh Lapangan Mewah

Sebarkan artikel ini
Antusias masyarakat menyaksikan pertandingan bola mini atau minisoker di tengah hamparan persawahan. (Dok. nagari)

LAGAN MUDIK PUNGGASAN – Kreativitas pemuda Kampung Lagan Kecil Mudik, Nagari Lagan Gadang Mudik Punggasan, Kecamatan Linggo Sari Baganti, patut diacungi jempol. Alih-alih mencari lapangan futsal atau stadion mini, mereka justru memilih… sawah!

Ya, pertandingan bola mini atau minisoker diadakan di lahan bekas sawah yang sudah mengering sebagian. Tapi jangan salah, justru di situlah letak tantangannya. Lumpur licin, pijakan tak stabil, dan suasana yang benar-benar berbeda membuat setiap pertandingan jadi penuh kejutan – sekaligus tawa.

Pertandingan ini digelar setiap sore mulai pukul 16.30 WIB, dengan format enam lawan enam. Pesertanya? Para pemuda dari berbagai kaum dan juga para sumando (menantu) yang berdomisili di kampung. Persaingan memang ada, tapi suasana kekeluargaan tetap terasa kental.

“Ini hiburan rakyat, bukan soal menang atau kalah. Yang penting kita kumpul, senang-senang bareng,” kata Iyap, Ketua Panitia Pelaksana, saat ditemui pada Senin (9/6).

Bukan hal baru sebenarnya. Tradisi bola mini ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan biasanya hadir saat momen-momen spesial seperti Lebaran, Idul Adha, atau perayaan HUT Kemerdekaan. Tapi tetap saja, setiap gelaran selalu berhasil menarik perhatian, bahkan dari kampung tetangga.

Adek, Ketua Karang Taruna Lagan Kecil Mudik, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk produktivitas pemuda di tengah keterbatasan fasilitas. “Kita ingin tunjukkan bahwa tanpa lapangan bagus pun kita bisa berkarya dan tetap solid,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari pihak kampung. Barmen Epilot, Kepala Kampung setempat, mengapresiasi kegiatan ini karena dianggap membawa energi positif bagi generasi muda.

“Daripada nongkrong tanpa arah, lebih baik mereka sibuk mengatur turnamen sendiri. Ini jelas membanggakan,” ungkapnya.

Lucunya, aksi pemain yang terpeleset atau tersungkur karena lumpur menjadi hiburan tersendiri bagi penonton. Beberapa warga bahkan mengabadikan momen itu lewat video yang ramai dibagikan di media sosial.

Apa yang dilakukan pemuda Lagan Kecil membuktikan satu hal: semangat kebersamaan dan kreativitas tak butuh anggaran besar. Siapa tahu, kalau dikelola lebih serius, turnamen sawah ini bisa jadi daya tarik wisata olahraga unik di Pesisir Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *