AGAM, RELASI PUBLIK — Di balik perbukitan hijau dan tikungan tajam Kelok 44, terhampar sebuah danau luas yang memikat mata dan hati: Danau Maninjau. Terletak di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, danau ini menjadi pilihan ideal bagi wisatawan yang mendambakan suasana tenang, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Airnya yang jernih, udara yang sejuk, serta pemandangan lereng bukit yang mengelilinginya membuat Danau Maninjau terasa seperti lukisan alam yang hidup. Dari tepian, pengunjung dapat melihat perahu nelayan tradisional bergerak perlahan, menambah nuansa damai khas perkampungan di Minangkabau.
“Kalau ke sini, rasanya seperti pulang ke alam. Suara angin, bau danau, semuanya menenangkan,” ungkap Deni (33), pengunjung asal Payakumbuh yang rutin berlibur ke Maninjau bersama keluarga.
Selain panorama, Danau Maninjau juga menawarkan pengalaman budaya dan kuliner. Makanan khas seperti palai rinuak, pensi goreng, dan lamang tapai banyak dijajakan oleh warga sekitar, yang kini menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.
Erna (41), ibu dua anak yang membuka warung di sekitar danau, mengaku terbantu dengan kunjungan wisatawan. “Dulu kami hanya nelayan, sekarang bisa tambah penghasilan dari wisata. Anak-anak pun bisa sekolah lebih baik,” ujarnya.
Danau Maninjau bukan hanya objek wisata, melainkan ruang hidup yang menyatu antara alam, budaya, dan manusia. Tempat ini pantas jadi destinasi unggulan di Sumatera Barat, bukan karena keramaian, tetapi karena ketenangan yang diberikannya. (Anto)














