BUKITTINGGI, RELASI PUBLIK – Terletak di pusat kota yang sejuk dan penuh warna, Jam Gadang terus menjadi magnet wisata unggulan Bukittinggi. Monumen bersejarah yang dibangun pada masa kolonial Belanda ini bukan sekadar penanda waktu, tetapi juga menjadi saksi perjalanan sejarah dan budaya masyarakat Minangkabau.
Dengan tinggi sekitar 26 meter dan arsitektur unik yang berpuncak gonjong khas rumah gadang, Jam Gadang tidak pernah sepi dari pengunjung. Di sekelilingnya, hamparan taman, kursi santai, dan pedagang kaki lima menciptakan suasana ramah dan bersahabat.
“Kalau ke Bukittinggi belum ke Jam Gadang, rasanya belum lengkap. Tempat ini punya kenangan tersendiri dari dulu waktu kecil sampai sekarang bawa anak-anak ke sini,” ujar Yanti (38), warga Payakumbuh yang datang bersama keluarganya.
Selain panorama kota yang menawan, kawasan ini juga kerap menjadi lokasi berbagai kegiatan seni dan budaya lokal. Pada malam hari, lampu warna-warni menambah keindahan siluet bangunan, menjadikan Jam Gadang spot foto favorit wisatawan.
Pemuda setempat juga turut merasakan manfaat keberadaan kawasan ini. “Dengan ramainya wisatawan, kami bisa jual minuman tradisional dan kerajinan tangan. Lumayan buat nambah penghasilan,” kata Andra (24), penjual limun khas Bukittinggi.
Tak heran jika Jam Gadang bukan sekadar bangunan tua, tetapi sebuah ruang hidup yang terus menghubungkan masa lalu, masa kini, dan harapan masa depan kota Bukittinggi. (Anto)
