PAINAN, RELASI PUBLIK--Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangppol) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) gelar kegiatan Penguatan Pembauran Kebangsaan Bagi Etnis dan Paguyuban, Rabu (23/4) di Hotel Triza Painan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).
Kegiatan yang diikuti oleh 30 orang peserta dari berbagai etnis, kerjasama dengan Badan Kesbangpol Pessel itu, dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Pessel, Risnaldi Ibrahim.
Hadir dalam kegiatan itu Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sumbar, diwakili Kepala Bidang (Kabid) Ideologi Wawasan Kebangsaan Karakter Bangsa, Donny Rahma Saputra, Kepada Badan Kesbangpol Pessel, Gestrojoni, tokoh masyarakat Pessel, Ir Nazwir (Mantan Kaban Kesbangpol Sumbar), dan pejabat eselon III dan IV lainnya di jajaran Pemkab Pessel.
Wabup Pessel, Risnaldi Ibrahim dalam kesempatan itu mengatakan bahwa sebagai salah satu daerah yang juga memiliki masyarakat dari keberagaman etnis dan budaya, masyarakat Pesisir Selatan hingga saat ini masih tetap hidup secara damai dan harmonis.
Sebab berbagai entis seperti suku Minang, Jawa, Batak, Sunda, Nias, dan lainnya itu, telah menjadikan Pesisir Selatan sebagai rumah bersama, tanpa memandang perbedaan sebagai sekat, melainkan sebagai kekuatan yang memperkaya satu sama lain.
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang patut kita syukuri dan kita jaga dengan penuh tanggung jawab. Saya yakin, ini bukan kebetulan, tapi hasil dari kesadaran kolektif yang tumbuh kuat di tengah masyarakat. Karena kesadaran harmoni dan toleransi adalah bagian dari jati diri orang Pesisir Selatan,” katanya.
Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pessel, dia juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Sebab ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan persatuan di tengah keberagaman masyarakat,” ungkapnya.
Dikatakan juga bahwa Forum Pembauran Kebangsaan tersebut sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai tersebut.
“Namun saya berharap ini tidak hanya berhenti sebagai wacana, forum ini perlu diaktualisasikan dalam tindakan dan kebijakan nyata,” ingatnya.
Dalam kesempatan itu Wabup Risnaldi juga menjelaskan bahwa Pemkab Pessel selama ini telah mempraktekkan semangat pembaruan di daerah itu.
“Dan ini bisa dilihat baru-baru ini saat digelarnya Festival Langkisau pada 14 hingga 19 April 2025 lalu. Dalam agenda wisata ini kita memberikan ruang terhadap berbagai seni budaya dari berbagai etnis yang ada di daerah. Sehingga selain seni budaya asli daerah, masyarakat juga bisa melihat kesenian reog, kuda lumping, dan seni budaya lainnya,” kata Risnaldi lagi.
Dalam kesempatan itu Wabup juga mengingatkan agar nomenklatur nama nagari agar tidak diubah menjadi nama dalam Bahasa Indonesia. Sebab nama daerah atau nagari itu sudah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda).
“Ini bisa saya contohkan seperti nama sebuah nagari di Kecamatan Silaut, yakni Nagari Sungai Sariak, diubah menjadi Sungai Serik. Ini perlu dibenahi agar tidak menimbulkan kekeliruan,” ingatnya.
Kabid Ideologi Wawasan Kebangsaan Karakter Bangsa, Kesbangpol Sumbar, Donny Rahma Saputra, dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada semua peserta yang hadir.
“Sebab kegiatan ini memang bertujuan untuk menjaga dan memelihara kerukunan, serta melestarikan nilai sosial budaya, dan mengembangkan kehidupan demokrasi guna meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa,” katanya.
Dijelaskan juga bahwa kegiatan itu juga sebagai wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerjasama antar warga di Sumatera Barat, dalam menjaga dan memelihara kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dia juga berharap di Pesisir Selatan nantinya juga terbentuk Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai organisasi tempat berhimpunnya berbagai organisasi etnis yang ada di daerah.
“Harapan ini saya sampaikan, karena dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumbar, Pesisir Selatan merupakan sebagai salah satu daerah yang belum membentuk FKP ini. Sebab kehadiran forum ini sangat penting, karena akan menjadi wadah dalam melakukan penyelesaian bila terjadi konflik antar etnis di daerah,” jelasnya.
Kegiatan yang diikuti oleh 30 orang peserta itu, juga mendatangkan empat narasumber yang terdiri dari Bupati Pessel yang mewakil, Kepala Badan Kesbagpol Sumbar, Ketua FPK Sumbar, dan praktisi pembauran keangsaan. (Niks)














