Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMASENI & BUDAYATERBARU

Pulang Basamo, Perantau Kaum Jambak Halal Bihalal di Musalah Wustha

198
×

Pulang Basamo, Perantau Kaum Jambak Halal Bihalal di Musalah Wustha

Sebarkan artikel ini

PAINAN, RELASIPUBLIK – Kebiasaan para perantau pulang basamo pada momen lebaran Idul Fitri 1439 H, hendaknya selalu memberikan energi positif bagi pembangunan nagari.

Hal itu dikatakan Ninik Mamak kaum Jambak Rizal, menurutnya pulang basamo merupakan tradisi masyarakat Minang dalam rangka silaturahmi dengan anak kemenakan.

“Jadi, pada momen seperti inilah kita dapat berkumpul dengan sanak keluarga untuk mempererat tali silaturahmi. Semoga kedepan tetap berkelanjutan,” katanya, saat menggelar halal bihalal di Musalah Wustha kaum Jambak.

Menurut Rizal, anak kemenakan yang berada di kampung halaman, hendaknya selalu menggelorakan budaya kembali ke Surau. Sebab, hal itu sesuai dengan program pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan.

“Kembali ke nagari atau ke surau merupakan program pemerintah yang harus kita dukung bersama-sama. Dengan harapan agar anak kemenakan kita terhindar dari hal-hal yang negatif,” ujarnya.

Sementara itu, Idrus selaku pengurus Musalah Wustha Kampung Jambak, mengatakan, ia sangat mengapreasiasi dukungan masyarakat dan perantau terhadap kelanjutan pembangunan Musalah selama ini.

“Alhamdulillah, selama bulan ramadhan kemarin, kita berhasil mengumpulkan infak dari jamaah sebanyak Rp2,3 juta. Ditambah pula sumbangan dari perantau yang sudah terkumpul saat ini Rp 13 juta,” ucapnya.

Ia mengatakan, Musalah Wustha kaum Jambak saat ini sedang melaksanakan pembangunan. Namun, hal itu dilakukan secara bertahap dikarenakan masih terkendala dengan dana yang terbatas. Menurutnya, banyak kebutuhan mendesak untuk disegerakan pengerjaannya, seperti pembangunan lantai musalah, toilet, loteng, teras dan sebagainya.

“Untuk lantai musalah, saat ini kita butuh keramik sekitar 115 kotak. Kalau uangnya cukup, maka akan kita beli dalam waktu dekat. Kita sangat berharap sumbangsih dari perantau dan masyarakat untuk kelanjutan pembangunan musalah ini,” tuturnya.

Usai halal bihalal di Musalah Wustha kaum Jambak, kegiatan saat itu juga diisi dengan pengumpulan infak dari perantau dan masyarakat dengan cara Basidoncek. Pada akhir kegiatan jumlah infak yang terkumpul saat itu sebanyak Rp 5,3 juta. (Kis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *