Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example 728x250
BERITA UTAMADAERAHTERBARU

Kolaborasi Malamang dan Pelatihan Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Pessel

396
×

Kolaborasi Malamang dan Pelatihan Tingkatkan Kesejahteraan Petani di Pessel

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Penutupan Prosesi Malamang dan Sekolah Lapangan BI Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan pada Kamis, 27 Februari 2025, di Kampung Koto Nagari, Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan. (Dok. kominfo)

PAINAN, RELASI PUBLIK – Malamang, sebuah tradisi yang sudah lama dijaga oleh masyarakat Sungai Gayo Lumpo, Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, kini menghadapi ancaman kepunahan. Namun, untuk melestarikan budaya ini, masyarakat setempat mengadakan Prosesi Malamang yang menjadi bagian dari penyambutan Bulan Suci Ramadan.

Acara ini juga menjadi momentum untuk menutup kegiatan Sekolah Lapangan (SL) yang diselenggarakan secara kolaboratif antara Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Sumatera Barat dan pemerintah daerah.

Penutupan Prosesi Malamang dan Sekolah Lapangan BI Provinsi Sumatera Barat berlangsung pada Kamis, 27 Februari 2025, di Kampung Koto Nagari, Sungai Gayo Lumpo. Acara ini juga berkolaborasi dengan kegiatan Pelatihan Pertanian Organik dan Digital Farming, yang mengusung tema “Pelatihan Pertanian Organik dan Digital Farming” untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di daerah tersebut. Pelatihan ini berlangsung selama empat hari, dari 24 hingga 27 Februari 2025, dan diikuti oleh berbagai petani lokal.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat, Muhamad Abdul Madjid, menyampaikan harapan agar kolaborasi yang terjalin dapat berlanjut untuk memberikan manfaat jangka panjang, khususnya dalam sektor pertanian dan pariwisata. “Sekolah Lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat nyata bagi sektor pertanian dan pariwisata di sini. Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk turut berkiprah di Pesisir Selatan,” ujar Madjid.

Sekretaris Daerah Pesisir Selatan, Mawardi Roska, S.I.P, yang hadir mewakili Bupati Pesisir Selatan, juga menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia atas dukungannya dalam pelaksanaan kegiatan ini. Mawardi berharap BI dapat terus berperan dalam mendukung program-program yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di bidang pertanian dan pariwisata.

Dalam kesempatan yang sama, Mawardi menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus berinovasi untuk meningkatkan hasil produksi padi dan kesejahteraan petani. Salah satu inovasi tersebut adalah metode Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT), yang telah terbukti meningkatkan hasil pertanian secara signifikan dengan cara yang lebih murah, hemat air, dan ramah lingkungan.

“Dengan metode ini, petani dapat menghasilkan beras berkualitas premium dengan biaya yang lebih rendah,” ujar Mawardi. Saat ini, harga beras premium di pasaran mencapai Rp25.000 per kilogram, dan di Nagari Sungai Gayo Lumpo, lahan sawah produktif mencapai 200 hektar. Dengan adopsi metode MTOT, petani setempat dapat meningkatkan hasil panen mereka, sekaligus meningkatkan kesejahteraan.

Namun, Mawardi juga mengingatkan pentingnya peningkatan fasilitas penggilingan padi (huller) untuk mendukung kualitas beras premium yang dihasilkan. “Kualitas penggilingan padi di sini masih rendah, sehingga berdampak pada rendahnya rendemen beras. Kami memerlukan upgrade terhadap fasilitas huller agar hasil penggilingan dapat lebih optimal,” tambahnya.

Rendemen giling, yang merupakan persentase berat beras yang dihasilkan dari penggilingan gabah, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti varietas padi, kualitas gabah, penanganan pasca panen, dan teknologi penggilingan. Dengan adanya peningkatan fasilitas penggilingan, kualitas beras yang dihasilkan dapat lebih terjamin dan lebih kompetitif di pasaran.

Dengan kerjasama yang berkelanjutan antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan masyarakat setempat, diharapkan sektor pertanian di Pesisir Selatan dapat semakin berkembang, memberikan manfaat langsung bagi petani, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Selain itu, pelatihan pertanian organik dan digital farming yang diberikan juga akan memperkuat ketahanan pangan dan membuka peluang baru dalam sektor pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *