PADANG, RELASi PUBLIK – Tudingan bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dengan merekrut pembantu Presiden; Menteri dan Wakil Menteri dengan jumlah yang sangat besar (gemuk).
Membanding-bandingkan dengan negara lain dengan jumlah Menteri yang sedikit, tidaklah tepat. Jelas beda antara Republik Indonesia dengan USA dan negara lainnya. Tingkat Produktifitas dan Etos Kerjanya beda.
Dipahami oleh Presiden Prabowo bahwa republik ini mempunyai masalah yang cukup “gemuk” untuk dirampingkan. Oleh sebab itu perlu banyak orang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan Republik ini agar cepat terselesaikan. ” _The President knows what to do”_
Para Menteri dan Wakil Menteri yang sudah dilantik diharapkan dapat menyelesaikan dan mencari solusi untuk memperbaiki banyak hal di Republik ini, “unless, you are fired” by the Presiden, kalau tidak punya kemampuan atau “low performance” terhadap tanggung jawab yang telah diberikan kepada para menteri dan wakilnya. “It’s fair enought” Ketegasan Presiden akan memacu para menteri dan wakilnya untuk bekerja lebih serius.
Pilihan Presiden Subianto terhadap para pembantunya untuk pengelolaan Republik ini tentu bukan tanpa “job description” plus “punishment and reward concept” yang telah dipertimbangkan dengan matang, walau ada yang menduga bahwa para menteri dan wakilnya yang dilantik dianggap suatu “jabatan titipan”. Dugaan tersebut bisa jadi begitu, namun “punishment and reward concept” sebagai acuan, dipastikan akan berjalan dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto. “Let’s wait and see”
Ideally, “banyak masalah, diselesaikan melalui kekuatan banyak orang. Sedikit masalah, tak perlu banyak orang untuk menyelesaikannya.
Diyakini banyak orang bahwa kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai Presiden untuk mencapai Indonesia Emas 2045, satu Abad Indonesia merdeka, akan terealisasi melalui kebersamaan dan rasa cinta kepada Republik ini.
“So, let’s work together”
Sam Salam
Koordinator WKU Bid. Pariwisata, Investasi, Infra-Struktur & Hubungan Luar Negeri
Kadin Sumatera Barat.
#Bravo Republikku.