PADANG PANJANG, RELASI PUBLIK – Melalui penilaian bersama di tingkat nasional yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Kota Padang Panjang tahun 2023 yang dipimpin oleh Fadly Amran dan Asrul berhasil menjadi satu-satunya Kota di Sumatera Barat dengan capaian angka kemiskinan ekstrem nol persen (0,00%).
Tidak hanya BPS Nasional, data yang serupa juga dirilis oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (KEMENKO PMK) melalui data Penyasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Catatan ini menjadi pencapaian yang gemilang bagi kota kecil yang penuh wisata budaya dan relijius tersebut. Kota Serambi Mekkah yang dipimpin oleh Fadly Amran dan Asrul (saat itu) memang memiliki orientasi kebijakan terhadap pembangunan kualitas SDM melalui penghapusan kemiskinan.
Kemiskinan ekstrem merupakan suatu term yang digunakan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menunjukkan kondisi suatu keluarga atau komunitas yang tidak dapat memenuhi berbagai indikator kebutuhan primer manusia, termasuk makanan, air minum bersih, sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan informasi.
Fadly Amran ketika ditemui menjelaskan bahwa pencapaian tersebut telah bertahan secara berturut-turut dalam waktu 2 tahun. Akan tetapi, sebagai satu-satunya di Sumatera Barat, Fadly Amran dan Asrul juga berkomitmen untuk terus konsentrasi dalam melakukan pengentasan angka kemiskinan yang ada di Kota Padang Panjang melalui program-program yang berasal dari realitas dan aspirasi masyarakat di Padang Panjang, maupun perantau di luar kota.
Kemiskinan Ekstrem di Padang Panjang pada tahun 2020 berada di angka 0,479% dan naik menjadi 0,572 pada tahun 2021. Hal tersebut terjadi karena Covid-19 yang melanda dan memporak-porandakan kehidupan ekonomi Padang Panjang saat itu. Setelah berhasil mengentaskan Covid-19, Fadly-Asrul langsung fokus terhadap kemiskinan ekstrem dan berhasil mencatat angka 0.00% di tahun 2022.
Di masa kepemimpinan Fadly-Asrul, program Bantuan Langsung Tunai cukup masif dan sangat membantu kehidupan ekonomi masyarakat. Bahkan, sewaktu Covid-19, Padang Panjang dinilai cepat dalam pengentasan ekonomi pasca Covid melalui program tersebut yang tidak hanya sekali dididistribusikan.
Fadly Amran juga menjelaskan, selain pemberian bantuan berupa uang tunai maupun sembako terhadap masyarakat yang membutuhkan, orientasi Padang Panjang dalam mencapai angka 0.00% tersebut juga melalui pelatihan-pelatihan bersama pihak-pihak yang membantu pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut, seperti Dubalang Kota maupun niniak-mamak, dan masyarakat.