Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaBERITA UTAMADAERAHTERBARU

Tragedi Longsor di Tambang Emas Ilegal Solok: 25 Penambang Terjebak, 15 Tewas

158
×

Tragedi Longsor di Tambang Emas Ilegal Solok: 25 Penambang Terjebak, 15 Tewas

Sebarkan artikel ini

KAB. SOLOK, RELASI PUBLIK – Tragedi longsor di bekas tambang emas ilegal di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menewaskan puluhan penambang. Kejadian yang terjadi pada Kamis (26/9/2024) ini diduga akibat tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.

Kepala BPBD Kabupaten Solok, Irwan Effendi, melaporkan bahwa longsor terjadi di lubang tambang lama yang sudah ditinggalkan. Lokasi tambang yang terpencil dan hanya dapat diakses dengan berjalan kaki selama delapan jam dari pusat nagari menyulitkan proses evakuasi.

“Lokasi musibah hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama kurang lebih delapan jam dari jalur kendaraan bermotor,” ungkap Irwan.

Sebanyak 25 penambang emas manual diperkirakan terjebak di dalam longsoran. Hingga saat ini, tim penyelamat yang terdiri dari masyarakat setempat dan aparat pemerintahan nagari telah menemukan 15 korban tewas.

Dari jumlah tersebut, empat korban berhasil dievakuasi, sementara 11 korban lainnya masih berada di lokasi. Selain itu, tiga orang dengan luka parah berhasil diselamatkan.

Proses evakuasi berlangsung secara manual sejak Jumat dini hari (27/9/2024) dengan peralatan seadanya. Tim gabungan yang terdiri dari Polres Solok, Kodim 0309/Solok, BPBD, Satpol PP, serta tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat terus berupaya melakukan penyelamatan di lapangan.

Pemerintah Kabupaten Solok telah mengirimkan tujuh unit ambulans dan bantuan logistik untuk mendukung operasi penyelamatan. Posko darurat juga didirikan untuk memudahkan koordinasi antara tim penyelamat.

Hingga saat ini, proses evakuasi masih terus berlangsung dan data lengkap mengenai identitas para korban belum tersedia.

Tragedi ini menjadi pengingat akan bahaya aktivitas tambang emas ilegal yang selain merusak lingkungan, juga sering kali mengakibatkan bencana bagi masyarakat setempat. (A2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *