SUMBAR, RELASI PUBLIK—Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah Datuak Marajo, menyatakan kebanggaan mendalam terhadap Marsya Septiani Putri, siswa SMKN 6 Kota Padang, yang akan mewakili Indonesia dalam ajang peragaan busana Front Row Paris 2024 pada 7 September mendatang. Gubernur berharap pencapaian Marsya dapat memotivasi pelajar SMK lainnya di Sumbar untuk meraih prestasi di berbagai bidang kejuruan.
“Alhamdulillah, malam ini kita dapat bertemu dengan Marsya, pelajar SMK kita yang sangat membanggakan. Karya busananya telah mengantarkannya sebagai salah satu utusan Indonesia di ajang Front Row Paris Tahun 2024,” ungkap Mahyeldi dalam acara yang digelar di Auditorium Istana Gubernur Sumbar, Kamis (28/08/2024).
Mahyeldi menambahkan bahwa melalui pendidikan di SMK, Marsya telah menunjukkan kemampuan untuk mengharumkan nama daerah hingga ke tingkat internasional. Ini seharusnya menjadi inspirasi bagi pelajar SMK lainnya untuk berprestasi di tingkat daerah, nasional, bahkan global.
“Nanti di Paris, Marsya akan memperagakan empat jenis karya busananya yang berbahan dasar Songket Silungkang. Kita doakan semoga partisipasinya berjalan sukses. Pemprov Sumbar sangat bangga dan mengapresiasi pencapaian ini,” tambah Mahyeldi.
Marsya Septiani Putri sendiri mengungkapkan bahwa ia telah mempersiapkan diri dengan matang untuk ajang Front Row Paris 2024. Ia bersama utusan dari dua SMK lainnya berhasil lolos seleksi yang diadakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) Kemendikbudristek RI serta Indonesian Fashion Chamber (IFC).
“Tema yang saya usung adalah ‘Dwipantara’, dengan Songket Silungkang sebagai bahan dasar. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan warisan budaya Minang dan Songket Silungkang di tingkat internasional,” jelas Marsya.
Selain Marsya dari SMKN 6 Padang, sebelas pelajar dari jurusan Tata Busana di SMKN 1 Kendal dan SMKN 8 Makassar juga akan menampilkan karya mereka di Front Row Paris 2024 pada 7 September mendatang.
Plt Kepala BBPPMPV Bispar, Nahdiana, menjelaskan bahwa para siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi dan menggali ide-ide dalam merancang busana, di bawah bimbingan guru yang telah mengikuti program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi.
“Semoga karya siswa ini dapat memperkenalkan bakat mereka kepada dunia. Paris, sebagai kiblat fesyen dunia, adalah tempat yang ideal untuk mempresentasikan karya mereka. Kami berharap mereka dapat menarik perhatian pasar Eropa melalui kolaborasi dengan industri fesyen internasional,” ujar Nahdiana. (adpsb/isq)