PADANG, RELASI PUBLIK – Dalam pengumuman resmi yang disampaikan Ketua KPU Sumbar, Surya Efitrimen, Sabtu (20/7/2024), disebutkan empat nama yang memperoleh suara terbanyak di Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pemilu DPD Sumbar. Mereka adalah Cerint Iraloza Tasya dengan jumlah suara sebanyak 283.020 suara, disusul Muslim M Yatim (199.919 suara), Jelita Donal (187.765 suara), dan Irman Gusman (176.987 suara).
Terpilinya kembali, Irman Gusman yang juga mantan ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, merupakan bukti kecintaan masuarakatb Sumbar pada sosok pengusaha nasional ini. Juga sekaligus membuktkan kecerdasan dari masyarakat Minang bahwa apa yang selama ini bahwa apa yang dituduhkan pada Irman, hanyalah rekayasa politik belaka. Masyarakat Minang lebih cerdas menilai hal itu, sehingga mereka kembali mempercayakan Irman untuk jadi wakil Sumbar di DPD RI
Memang, Irman Gusman harus melalui perjuangan panjang untuk membela hak-hak konstitusinya sebagai warga negara sekaligus mengembalikan kehormatan keluarga besarnya dan masyarakat Minang secara keseluruhan.
Dibatalkan sebagai calon anggota DPD RI meski sudah diumumkan dalam Daftar Calon Sementara (DCS), lalu tuduhan sebagai koruptor dengan nilai hanya Rp 100 juta, jelas sesuatu yang tidak masuk logika. Bagi Irman dan keluarga besarnya yang hampir semuanya berlatar pengusaha nasional sukses, uang Rp 100 juta itu tentu tak ada artinya.
Ternyata, Allah SWT menjabah doa Irman Gusman dan keluarganya. Kandas di KPU dan DKPP, tak membuat perjuangan Irman berhenti. Kebenaran yang dibuktikan oleh Hakim PTUN, meski tak digubris komisioer KPU Pusat, namun akhirnya lewat putusan Mahkamah Konstitusi, memaksa KPU harus menggelar Pemilihan Suara Ulang (PSU) calon anggpta DPD RI.
Digelarnya PSU DPD Ri, ternyata juga menjadi ladang pahala bagi Irman Gusman. Betapa tidak, sekitar 170 ribu lebih petugas KPPS di sekitar 17 ribu TPS di Sumbar, bakal kecipratan dari sekitar Rp360 miliar
Anggaran PSU DPD yang harus dikucurkan KPD Pusat. Artinya, dalam 45 hari sesuai perintah MK, maka Rp 360 miliar uang negara masuk dan beredar di Sumbar. Wajar, petugas KPPS berterima kasih pada Irman Gusman.
Wakil Ketua LHKP Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumbar, Yosmeri, menyebut, lolosnya Irman Gusman membuatnya menjadi anggota DPD yang melenggang ke Senayang tanpa kampanye dan ‘anggota DPD termahal’.
Dijelaskannya, Irman pada pelaksanaan Pemilu 2024 tidak menjadi calon karena dicoret KPU RI. Sehingga tidak ada alat peraga kampanye Irman selama proses pemilu hingga pencoblosan.
Barulah setelah gugatannya dikabulkan Mahkamah Konstitusi yang memerintahkan PSU Pemilu DPD Sumbar, Irman Gusman masuk sebagai calon. Tapi dalam proses PSU para calon tidak diperbolehkan melakukan kampanye. Sehingga Irman Gusman sama sekali tidak berkampanye di Pemilu 2024 maupun PSU Pemilu DPD.
Irman Gusman Datuak Njan Labiah, kelahiran 11 Februarin 1962, memang tokoh pengusaha minang yang tinggal dan berdomisili di rantau (Jakarta, red). Namun kecintaan dan perhatian serta dukungannya terhadap ranah minang. Jangan ditanya. Dan itu telah dibuktkan Irman dengan mendirikan beberapa perusahaan di Sumbar, bahkan Kawasan Industrial Park. Serta memperjuangan dana pusat untuk pembangunan proyek infrastruktur di Sumbar. Lakek tangan Irman Gusman ini betul-betul sudah dirasakan dan telah dinikmati masyarakat Sumbar. Belum lagi dukungan penuh Irman dan keluiarga terhadap organisasi minang di rantau.
Biografi Singkat
Irman Gusman, merupakan putra Minangkabau pasangan Gusman Gaus dan Janimar Kamili asal Guguak Tabek Sarojo, Agam. Ayahnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, sedangkan ibunya merupakan anak dari pedagang emas yang cukup sukses.
Irman merupakan anak kedua dari 14 bersaudara. Ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar selama 5 tahun karena menurut hasil tes psikologi ia memiliki nilai IQ kecerdasan yang tinggi. Ia mengenyam pendidikan di SD Negeri 58 Padang, SMP Negeri 3 Padang, dan SMA Don Bosco Padang, tetapi menamatkan pendidikan di SMA Negeri 2 Padang pada 1979.
Irman menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia (UKI) pada 1984, dan meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari Graduate School of Business, University of Bridgeport, Connecticut, Amerika Serikat pada 1987.[4] Semasa di UKI, ia aktif dalam Himpunan Mahasiswa Islam.
Karier politik
Irman Gusman memulai karier politiknya sejak tahun 1999 dengan menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Urusan Daerah Sumatera Barat. Pada pemilihan umum 2004, Irman yang dikenal sebagai penggagas lahirnya DPD-RI, terpilih sebagai anggota DPD-RI mewakili Sumatera Barat dengan perolehan suara tertinggi sebesar 348.195 suara. Ia juga terpilih menjadi Wakil Ketua DPD-RI bersama Laode Ida mendampingi Ginandjar Kartasasmita sebagai Ketua DPD-RI periode pertama.
Pada pemilihan umum 2009, Irman Gusman kembali duduk untuk periode kedua DPD-RI dengan perolehan suara tertinggi sebesar 293.070 suara. Ia terpilih menjadi Ketua. Ia menyisihkan kolega anggota DPD-RI asal Sulawesi Tenggara, Laode Ida. Dalam pemungutan suara yang diselenggarakan pada rapat paripurna DPD-RI di Gedung Nusantara V Jakarta, Jumat 2 Oktober 2009 dini hari, Irman Gusman berhasil meraih dukungan 81 suara, sedangkan Laode Ida mendapat 46 suara.
Kemudian pada pemilihan umum 2014, Irman Gusman kembali terpilih untuk periode ketiga DPD-RI dengan perolehan suara tertinggi sebesar 407.443. Ia juga kembali terpilih sebagai Ketua. Suasana pemilihan Ketua DPD-RI yang dilaksanakan pada Kamis 2 Oktober 2014 sangat alot. Rapat paripurna pemungutan suara Ketua DPD dilaksanakan dalam empat kali tahapan, dimulai pada pukul 14.30 WIB dan selesai pada pukul 22.30 WIB. Irman Gusman akhirnya terpilih kembali sebagai Ketua DPD-RI dengan memperoleh 66 suara melawan kolega senator asal Nusa Tenggara Barat, Farouk Muhammad yang meraih 53 suara.
Keluarga Irman menikah dengan seorang wanita asal Sungai Batang, Maninjau bernama Liestyana Rizal Gusman. Dari pernikahannya itu, ia telah dikaruniai dua putri dan seorang putra, yaitu Irviandari Alestya Gusman, Irviandra Fathan Gusman dan Irvianjani Audria Gusman.