Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMABISNISDAERAHSENI & BUDAYATERBARU

Di Kampung Ganting Kubang Kambang, Potongan Gelas Bekas Diolah Menjadi Tas Cantik

961
×

Di Kampung Ganting Kubang Kambang, Potongan Gelas Bekas Diolah Menjadi Tas Cantik

Sebarkan artikel ini
Nurimas (50) dibantu sang suami, saat membuat tas-tas cantik dari gelas plastik bekas minuman ale-ale yang nantinya dirajut menjadi satu bentuk yang unik dan khas. (Okis Mardiansyah) 

PAINAN, RELASIPUBLIK – Pada zaman ini, mungkin hanya sebagian masyarakat yang mampu berkarya menciptakan hasil kerjinan tangan yang unik, serta mampu meningkatkan peluang bisnis yang bernilai di pasaran. Meski terkadang belum mencapai hasil yang maksimal, namun kerajinan itu tetap dilakoni oleh sejumlah Ibu-Ibu di Kampung Ganting Kubang, Nagari Kambang Utara, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

Seperti halnya yang dilakukan oleh, Nurimas (50), warga Kampung Ganting ini. Menurutnya, asal tak mengganggu kehidupan orang lain saja, maka pekerjaan membuat tas-tas tangan cantik dari gelas plastik bekas minuman ale-ale dan sejumlah bahan mentah lainnya dirajut menjadi satu bentuk yang unik dan khas.

Ia mengatakan, walau hanya sebatas pekerjaan sampingan, namun berkat ketekunan dan kegigihanya melakoni pekerjaan tersebut, hasil kerajinan tangan itu berubah bentuk menjadi sebuah tas yang cantik seperti yang ia hasilkan selama ini. Menurutnya, bahan dasar untuk membuat tas tersebut adalah, dari potongan gelas plastik bekas minuman instan. Perlahan tapi pasti, bibir gelas bekas minuman tersebut dipotong satu persatu, hingga akhirnya dirajut dengan benang yang disebut kur atau pita berbahan dawai emas dengan berbagai warna, hingga akhirnya berubah bentuk menjadi sebuah tas utuh dan siap untuk di pasarkan.

“Pertama saya mengumpulkan gelas plastik dari minuman bekas yang berukuran sedang atau memiliki takaran air 190 mililiter. Nanti berapa yang terkumpul kita sesuaikan pula dengan kebutuhannya. Jadi, gelas-gelas plastik itu dipotong dari bagian tengah dan bibir untuk dirangkai menjadi kerangka tas yang nantinya dililit dengan pita dawai,” jelasnya, saat ditemui dikediamannya. Minggu (4/2).

Ia menjelaskan, setelah bibir gelas tersebut dipotong sesuai kebutuhan, maka untuk tahap selanjutnya dirajut dengan benang berukuran sedang seukuran ikat sepatu. Dan setelah selesai dirajut serta lengkap menjadi kerangka tas, lalu diberi busa sesuai ukuran tas serta risleting dan diberi tangkai yang dibeli di pasar.

Menurutnya, meski berbahan dasar dari gelas minuman bekas, namun pada saat ini tidak ada yang gratis untuk menghasilkan sebuah karya dan inovasi, sebelum berbentuk baku menjadi tas yang cantik, ia tetap pergi ke pasar membeli benang, pita, busa, ritsleting dan tangkai. Untuk membuat sebuah tas yang utuh, maka dibutuhkan gelas plastik mencapai 30 buah, menghabiskan benang mencapai 4 gulungan, pita sepanjang 1 meter, satu buah risleting, ditambah busa dan tangkai yang disatukan menjadi sebuah tas yang cantik.

“Jadi, yang dibeli adalah benang satu gulungnya Rp10 ribu, pita 1 meter Rp5 ribu. Ditambah busa 1 meter Rp20 ribu, risleting levis Rp15 ribu dan tangkai mulai dari Rp50 ribu sampai dengan harga Rp80 ribu tergantung dari segi modelnya,” ungkapnya.

Dikatakannya, kerajinan yang dimilikinya saat itu, bukanlah suatu keahlian yang didapat dari pelatihan kursus dari nagari atau pemerintah daerah. Melainkan berkat pengalaman dari teman, sehingga keterampilan itu bisa diasah menjadi sempurna dan dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

“Ceritanya waktu lebaran lalu (2017), saya bertemu seorang teman dari Aceh. Jadi, dia membuat tas seperti yang saya buat saat ini. Karena cukup menarik bagi saya, dan saya bertanya kepada teman tersebut tentang apa saja bahannya. Tak berselang lama, akhirnya saya pratekan ternyata bisa dan terus saya kerjakan sampai saat ini,” sebutnya.

Meski saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat canggih, namun hal itu tak membuat semangatnya surut untuk tetap berkarya dan berinovasi. Perlahan, tapi pasti, setiap hari ia terus saja menggeluti pekerjaan tersebut. Gelas-gelas plastik yang tidak terpakai, terus saja dikumpulkan dari mana saja. Jari jemarinya terus saja merangkai barang bekas tersebut, menjadi sebuah tas yang unik dengan beragam warna-warni yang nantinya diharapkan laku dipasaran.

Saat ini, kata dia, sudah ada puluhan tas cantik dari hasil karajinan tangannya itu terkumpul dirumah. Berbagai bentuk model dan variasi terus diciptakannya. Ada yang berbentuk lambang hati, tulisan-tulisan unik dan sebagainya.

“Satu persatu sudah ada pelanggan yang memesan kepada saya. Bahkan, ada pula yang pesan untuk keluarga jauh, seperti Dharmasraya, Padang. Jika nantinya tidak terjual habis atau tidak ada yang memesan lagi. Saya tetap saja akan membuat tas ini. Setidaknya untuk mengisi kesibukan sehari-hari saja,” ungkapnya polos.

Ia menyebutkan, walaupun hasil kerajinan tangan itu sudah menjadi sebuah karya-karya cantik dan siap untuk dipasarkan. Namun, saat ini ia belum memiliki nama khas untuk hasil kerajinan tangan itu. Meski pengalaman tersebut didapat dari teman, namun ia sangat ingin memberi nama yang khas sebagai ciri khas hasil olahan tangannya tersebut.

“Saat ini namanya, saya kasih tas gelas saja. Sebab, bahan dasarnya terbuat gelas plastik. Sebab, teman saya juga tidak menyebutkan apa nama yang cocok untuk hasil kerajinan tangan ini,” sebutnya sambil tersenyum lirih.

Dengan adanya, ide kreatif seperti ini, semoga patut kiranya menjadi percontohan bagi masyarakat untuk selalu berinovasi dimanapun berada, khususnya di Pesisir Selatan. Selain itu, pemerintah daerah melalui pemerintah terendah seperti Walinagari, dengan ketersediaan anggaran dana desa saat ini, mampu memberikan semacam pelatihan kursus dalam memfasilitasi masyarakat yang mempunyai ide dan gagasan untuk tetap maju. Sebab, hasil olahan kerajinan tangan seperti yang dilakukan oleh, Nurimas (50), warga Kampung Ganting ini, jika diterapkan dengan baik dan sudah memiliki pangsa pasar yang tetap. Maka mampu pula menambah penghasilan ekonomi keluarga masyarakat. Semoga..***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *