SUMBAR, RELASIPUBLIK – Padang–Nagari Maek Limapuluh Kota memiliki potensi destinasi yang patut diperhitungkan dan harus dikembangkan , salah satunya destinasi seribu Menhir yang saat ini menjadi cagar budaya dan pernah dikunjungi Presiden Global Geopark Network (CGN) UNESCO Guy Martini.
Hal itulah yang melatarbelakangi kegiatan diskusi mengenai “Pengembangan Potensi Pariwisata Nagari” dalam rangkaian studi tiru perangkat Nagari Maek, Kabupaten 50 Kota, Selasa (27/12) di Rajo Corner, Padang.
Hadir sebagai nara sumber Mona Sisca, Tim Pemberdayaan dan Pendampingan (TPP) Desa Wisata Provinsi Sumatera Barat dan Alif Ahmad Pemimpin Redaksi Media Covesia.com.
Dalam pemaparannya Mona Sisca menyebutkan semua Desa/Nagari di Sumbar punya potensi alam , kebudayaan dan kuliner yang potensial untuk dijadikan produk wisata yang bisa “dijual”.
“Masing-masing daerah pasti punya keunikan wisata tersendiri yang bisa di ekspos dan dijual, oleh karena itu salah satu kunci untuk bisa mengembangkan potensi wisata tersebut adalah mengubah mindset masyarakat tentang pariwisata di Nagari nya”. tutur mona.
Menurut mona, jika mindset masyarakat tentang pariwisata masih kaku dan tidak mengikuti perkembangan jaman, tentu potensi pariwisata yang ada tidak akan berkembang.
“Nagari hendaknya bangkit dan bersinergi, tua dan muda saling berinovasi membuat gebrakan dalam mempromosikan potensi pariwisatanya sesuai aturan dan tata krama budaya sehingga nantinya akan berimbas terhadap peningkatan perekonomian masyarakat dan Nagari itu sendiri”.ucap Mona yang juga tim Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar.
Senada dengan hal itu Alif Ahmad, Pemred Media Covesia.com mengatakan Branding produk wisata nagari sangat penting.
” Saat ini media sebagai corong promosi dan informasi telah menjadi instrument dalam keberhasilan pariwisata di suatu nagari atau daerah, karena tanpa media, baik itu media online maupun media sosial, berapa pun hebatnya potensi yang dimiliki tidak akan berarti, karena tidak akan terbentuk Branding yang menarik untuk menarik kunjungan wisatawan”. tutur Alif.
Namun Alif juga mengingatkan, Nagari harus sadar bahwa keterbukaan informasi juga penting untuk tetap menjaga kualitas informasi yang diberikan kepada masyarakat. (monsis)