BANGKINANG, RELASIPUBLIK- Rahmad Jevary Juniardo atau Ardo mendukung penuh upaya pemekaran Rantau Kampar Kiri menjadi Kabupaten Gunung Sahilan Darussalam atau disingkat dengan nama Kabupaten Gusdar.
Menurut Ardo, pemekaran ini menjadi solusi bagi percepatan serta akselarasi pembangunan di wilayah itu agar bisa mengejar keterbatasan infrastruktur dan berbagai fasilitas publik penunjang lainnya.
Isu ini, kata Ardo sudah digaungkan sejak lama, sejak satu dekade lebih. Namun hingga kini harapan akan adanya pemekaran wilayah itu belum juga terwujud. Prosesnya menurut ayah satu anak, berjalan sangat lambat.
Proses ini kurang berjalan, sebut Ardo, karena kurang mendapat atensi serius dari elit-elit di Kampar termasuk para bupati yang telah silih berganti.
“Termasuk di masa Pak Jefry pun proses pembahasan dan percepatan pemekaran Gusdar tidak berjalan seperti yang diharapkan,” ujar Ardo kepada wartawan, Selasa (29/9)2020).
Seharusnya elit di daerah mendukung penuh proses ini. Selain mendukung secara moril, dukungan juga diberikan secara kongkrit dengan penganggaran yang jelas dan akuntabel agar prosesnya berjalan.
“Dan keseriusan itu bukan hanya dari omongan, tapi juga keseriusan dalam penganggaran dana untuk persiapan,” tutur anak kedua dari mantan Bupati Kampar 2 periode, Jefry Noer.
Ardo menjelaskan, selaku generasi muda Kabupaten Kampar, dirinya tidak punya tendensi apapun ketika mendukung percepatan pemekaran Kabupaten Gusdar ini, selain kepentingan bagi percepatan pembangunan di wilayah Rantau Kampar Kiri dan bertujuan sebesar-besarnya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah itu.
“Ini bukan tentang saya, tapi ini tentang kebaikan masyarakat Kampar, terutama masyarakat kita di Serantau Kampar Kiri,” imbuh Ketua DPC Demokrat Kabupaten Kampar itu.
Ardo menyebut, pemekaran wilayah bukan lah hal tabu yang dianggap sumir untuk dibahas serta diwujudkan. Akan tetapi, lanjut dia, pemekaran adalah salah satu opsi bagi percepatan pembangunan dan merupakan tuntutan zaman terutama di era modern guna menjalankan roda pemerintahan yang efektif dan efisien dengan ruang lingkup wilayah yang proporsional.
“Kita bisa lihat di Sumatera Barat (Sumbar). Dimana praktek pemekaran wilayah disambut baik oleh segenap lapisan masyarakat di sana. Mulai dari elit sampai rakyat biasa. Solok saja misalnya, di sana ada Kabupaten Solok, ada Kabupaten Solok Selatan dan ada Kota Solok. Pemekaran mereka jadikan salah satu opsi percepatan pembangunan,” ungkap Ardo lagi.
Dia lalu menambahkan, pemekaran di Sumbar tidak hanya di Solok saja, tapi ada beberapa wilayah di sana juga telah mempraktekkan pemekaran untuk menjalankan roda pemerintahan yang efektif seperti yang ada di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Dari Sumbar kita bisa banyak belajar mengenai praktek pemekaran wilayah. Di sana sebutnya pemekaran wilayah telah diterapkan dengan asas proporsionalitas.
“Di daerah kita pun harusnya juga begitu. Oleh sebab itu, saya berpandangan proses pemekaran Kabupaten Gusdar harus tetap kita dorong bersama,” tutup Ardo.” (Moreno)
Editor: Aferian Ndraha