RELSIPUBLIK.com Painan – Keberadaan gas 3 kilogram, di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), mulai dikeluhkan warga setempat. Pasalnya sejak sebulan terakhir, masyarakat mengaku kesulitan mendapatkan elipiji ukuran tiga kilogram di sejumlah pangkalan resmi di wilayah tersebut.
Teti (42), pedagang Soto, warga Painan. Ia mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji 3 kg, di pangkalan tempat ia biasa membeli. Padahal, setau dia, pengiriman elpiji tiga kilogram dari Pertamina ke pangkalan di daerah itu lancar-lancar saja. Namun, masyarakat di wilayah Painan, tetap kesulitan mendapatkan elpiji subsidi tersebut.
“Sebagian warung kecil ada yang menjual gas elpiji 3 kg. Namun, harganya jauh lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) pemerintah,” sebutnya di Painan. Minggu (3/9).
Menurutnya, harga gas elpiji 3 kg, biasanya sesuai dengan HET pemerintah sebesar Rp 18.000 per tabung. Sedangkan sejumlah pedagang pengecer di wilayah itu, menjual elpiji sebesar Rp25 ribu per tabung bahkan bisa lebih dari itu.
“Benar, harga jual elpiji 3 kg ditingkat pengecer, terlalu tinggi jika dibandingkan harga di pangkalan,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan, Desri Mayeni (28), warga Surantih, Kecamatan Sutera. Menurutnya, kelangkaan gas elpiji 3 kg itu, membuat ia harus berputar-putar dan terpaksa harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membelinya.
“Harus berputar-putar dulu kesana kemari mencarinya, baru ketemu. Gas elpiji 3 kg, yang biasanya dibeli dengan harga Rp18 ribu, sekarang bisa saja sampai Rp25 ribu-Rp28 ribu,” sebutnya.
Terkait kondisi itu, ia sangat berharap kepada Perusahaan Pertamina maupun Pemkab Pessel melalui pihak-pihak terkait, agar lebih ketat dalam mengawasi aktivitas penjualan elpiji tiga kilogram di wilayah itu, sehingga penjualan gas elpiji 3 kg bersubsidi itu, benar-benar tepat sasaran dan memang untuk warga yang kurang mampu.
“Kita berharap hal ini harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Daerah maupun Pertamina. Sebab, kami menduga kelangkaan gas elpiji 3 kg ini, karena ada permainan sejumlah oknum terkait. Akhirnya masyarakat kecil juga yang dirugikan,” sebutnya dengan polos.
Sementara itu, Ketua DPRD Pessel Dedi Rahmanto Putra, menanggapi serius keluhan masyarakat tersebut. Ia meminta Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait, segera mengatasi langkanya gas ukuran 3 kg tersebut.
“Jangan biarkan warga kesulitan mendapatkan gas 3 kg, pada kondisi sekarang ini. Jangan adalagi permainan, yang ujung-ujungnya masyarakat kecil juga terkena imbas. Pemerintah harus menjelaskan ke publik, kenapa gas 3 kg mendadak langka di Pessel. Ada apa?,” tegasnya. (Oks/RP)