RELASIPUBLIK.com Painan – Pengerjaan proyek pelebaran jalan nasional yang dikerjakan oleh kontraktor KSO YASA-CONBLOC selama 630 hari kalender, dengan nama kegiatan paket 14 (Painan-Kambang), Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Kembali dikeluhkan sejumlah warga dan pengendara. Pasalnya, selain kurang mendapat pengawasan, disepanjang jalan tersebut, juga minim papan pemberitahuan (plang proyek).
“Mereka asal main letak saja. Bahkan adapula yang memakan badan jalan. Mulai dari Kenagarian Koto Taratak, Kecamatan Sutera, hingga ke Bukit Ransam, Kecamatan IV Jurai, Painan, banyak terlihat bebatuan yang menjadi penguasa jalanan,” sebut Perdi (30), pengendara motor asal Surantih. Senin, (28/8).
Menurutnya, selain kurang memperhatikan keselamatan para pengendara. Pengikisan pada tebing, juga berdampak terhadap penyempitan ruas jalan nasional. Sehingga sangat diperlukan ekstra hati-hati jika melewati jalur tersebut, dikarenakan banyak tumpukan bahan material, seperti batu kerikil maupun batu cadas disepanjang jalan.
“Apalagi akhir-akhir ini cuaca musim hujan. Tentu jalan sangat licin dan rentan terhadap kecelakaan. Seharusnya pihak pengawas selalu berjaga untuk mengatur arus lalu lintas dilokasi ini, malah tidak ada,” ungkapnya dengan nada kesal.
Ia selaku pengendara yang patuh dan taat pajak, sangat menyayangkan hal itu terjadi. Sehingga ia mewakili masyarakat Pessel meminta agar pejabat terkait segera turun kelapangan, dan melakukan kroscek secara detail terkait pengerjaan proyek pelebaran jalan nasional yang dinilai sudah menyalahi aturan dan prosedur tersebut.
“Saya sering bolak balik dari Surantih ke Painan. Seminggu yang lalu, sudah ada pengendara motor yang menjadi korban akibat kelalaian ini. Nah, tentu kita tak menginginkan kejadian ini terulang lagi. Seharusnya pihak pekerja lebih profesional dalam hal ini, agar tak ada lagi korban yang berjatuhan,” harapnya.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Pessel, Dedi Rahmanto Putra, mengakui bahwa pengerjaan pelebaran jalan Nasional dengan cara mengikis sejumlah tebing, hingga terjadinya penumpukan material di badan jalan, adalah pekerjaan yang sangat berat, sehingga sangat diperlukan tenaga ahli dan pengawasan secara optimal dalam setiap kegiatan.
“Benar, sudah banyak yang melapor kepada saya. Seharusnya ini menjadi perhatian serius bagi pihak terkait. Sebab, penumpukan material yang memakan badan jalan sangat rentan terjadinya kecelakaan,” sebut Dedi kepada relasipublik.com.
Dikatakannya, pengerjaan proyek pelebaran jalan nasional harus dikontrol dengan baik, hal itu sebagai upaya mengurangi dampak terjadinya kecelakaan dan pencemaran terhadap lingkungan. Sehingga kedepannya benar-benar mampu meminimalisir kerugian yang ditimbulkan dari pengerjaan itu sendiri. Menurutnya, intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini, jangan sampai dijadikan tameng bagi kontraktor atau pelaksana proyek untuk membiarkan kejadian itu begitu saja.
“Kita menyarankan agar pihak pelaksana proyek melakukan evaluasi atas keluhan ini, agar tak menimbulkan kerugian terhadap pengendara maupun warga yang bermukim disepanjang jalan. Begitupun Pemkab Pessel melalui pejabat terkait, harus meminta komitmen yang jelas terhadap hal itu, agar masyarakat diberikan perlindungan yang tinggi selama proses pengerjaan berlangsung,” tutupnya. (Oks/RP)