PADANG, RELASIPUBLIK – Setelah melalui perjalanan panjang, akhirnya Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama (Konferwil NU) Sumatera Barat resmi digelar. Hendri disepakati ahlul halli wal ‘aqli menjadi Rais Syuriah dan Ganefri berhasil meraih suara terbanyak dari 17 PC NU yang hadir.
Konferwil dengan tema “Marajut Kebersamaan Menjaga Tradisi” dibuka Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU, Helmy Faishal Zaini, bertempat di aula Hospitaly UNP, Kamis (19/12 malam.
Ganefri yang Rektor Universitas Negeri Padang meraih 13 suara mengalahkan pesaingnya Khusnun Aziz yang memperoleh 6 suara.
Ketua Panitia Azwandi Rahman mengatakan, Konferwil NU Sumbar ke 12 ini memang agak panjang ceritanya karena dilaksanakan oleh carateker. Karena carateker berasal dari PBNU, sehingga belum banyak mengenal Sumatera Barat.
“Namun, berkat kegigihan carateker, Konferwil ini dapat dilaksanakan malam ini. Dari 19 PC yang diundang, sampai saat ini sudah hadir 16 PC se Sumatera Barat,” ujarnya.
Ketua Carateker PWNU Sumbar Erman Suryaman mengatakan, setelah dibentuk carateker, dirinya langsung bertemu dengan pengurus cabang (PC).
“Alhamdulillah, semangat warga NU di Sumbar sangat tinggi. Buktinya, pada Konferwil ini ada 9 calon ketua yang mengapung,” terangnya.
Dikatakan Erman Suryaman, dirinya bersama carateker yang lain hanya bertugas melaksanakan Konferwil NU Sumbar, sehinhga terpilih ketua dan pengurus yang baru.
Gubernur Irwan Prayitno ketika memberikan sambutan dengan gaya berpantun mengucapkan selamat kepada pengurus PBNU yang sudah datang ke Sumatera Barat.
“Pak Sekjen ini adalah teman saya. Kami sama-sama di DPR RI dulu, waktu itu saya menjabat ketua komisi,” kenang Irwan.
Irwan Prayitno mengapresiasi pelaksanaan Konferwil NU, ia berharap pelaksanaan Komferwil lancar dan sukses.
Irwan Prayitno mengatakan, kader-kader NU sudah banyak berperan dalam pembangunan bangsa. Termasuk kader NU di Sumbar, baik pribadi maupun organisasi, sudah memperlihatkan perannya dalam pembangunan Sumatera Barat.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini mengatakan, sesuatu yang membanggakan di Ranah Minang adalah orang tua, para datuk, selalu mengajarkan akhlaqul karimah.
“Salah satu cerita di Minang ini adalah legenda Malin Kundang. Cerita yang sarat nilai budaya dan agama yang mengajarkan anak agar jangan durhaka kepada orang tua,” sebutnya.
Pada kesempatan itu, Helmy menjelaskan maksud Islam Nusantara yang diperjuangkan oleh para ulama NU.
“Islam Nusantara adalah Islam dalam beragama, Nusantara dalam budaya.
Islam Nusantara adalah nilai-nilai Islam yang melebur ke dalam budaya Nusantara yang diajarkan Wali Songo,” jelasnya.
Ia mengatakan, saat ini NU tak hanya tersebar dari Aceh sampai Papua, tetapi sudah ada di 36 negara.
“Baru-baru ini saya meresmikan berdirinya NU di Korea Selatan, dan itu dihadiri 72 ribu orang,” ujarnya.
Terkait Konferwil NU, Helmy Faishal mengharapkan, Konferwil tersebut melahirkan ketua dan pengurus PWNU yang baru untuk lima tahun mendatang. (***)