DHARMASRAYA, RELASIPUBLIK – Alek akbar kebudayaan yang akan dihelat warga Kabupaten Dharmasraya, Festival Pamalayu, benar benar dijadikan momentum oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan untuk menggait dana pusat guna membiayai pembangunan di daerahnya. Seperti saat menemui Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid pada Selasa (20/8/19) sore di kantornya. Di kantor itu bupati termuda itu minta dbangunkan museum yang megah di komplek percandian Padang Roco, Siluluak Sungai Lansek.
Gaya diplomasi anak muda yang cukup meyakinkan, membuat Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid luluh hatinya. Dirjen berperawakan tinggi besar itu menjanjikan akan membantu membiayai pembangunan sebuah museum megah di Dharmasraya untuk menyimpan benda benda purbakala yang ditemukan di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Batanghari.
Janji Hilmar Farid merupakan sukses diplomasi Bupati Sutan Riska yang dengan cerdas dan penuh siasat memanfaatkan momentum festival Pamalayu untuk menarik dana pusat guna membiayai pembangunan di Kabupaten berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini. “Pacah talua hari ini. Beliau aian datang ke Dharmasraya untuk memastikan pembangunan museum,” kata Bupati termuda ini. Ia kini tengah menunggu janji Dirjen Kebudayaan, seraya menyiapkan berbagai persyaratan yang diminta Ditjen Kebudayaan.
Sebelumnya, Bupati Sutan Riska mengemukakan, festival Pamalayu yang launchingnya dihelat di Museum Nasional Jakarta dalam sebuah seminar nasional itu dimaksudkan untuk meluruskan sejarah dan juga untuk membangun imej baru tentang Dharmasraya. Tak dipungkiri, jika selama ini Kabupaten Dharmasraya dikenal sebagai penghasil kelapa sawit dan karet. Oleh karena itu masyarakat Dharmasraya identik dengan pekebun kelapa sawit dan pekebun karet yang tangguh. Sebagai daerah yang memiliki kekayaan alam melimpah dan mempunyai budaya masa lalu yang sangat tinggi, maka Imej Dharmasraya sebagai penghasil sawit harus mulai ditambah dengan imej sebagai daerah berbudaya, daerah tujuan wisata maupun daerah penghasil jasa yang handal.
Demikian antara lain pernyataan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat menggelar pres confrence di Hotel Basko bersama awak media terbitan Padang Senin (19/8/19). Menurutnya, dengan kekayaan budaya dan sejarah yang bernilai maha tinggi, Dharmasraya bisa saja dikenal sebagai daerah tujuan wisata budaya ataupun daerah wisata alam ataupun daerah penghasil jasa.
Oleh karena itu, bupati pemegang satya lencana pembangunan dari negara ini, perlu ada upaya cerdas dari segenab warga Dharmasraya untuk membangun imej imej baru berbasis budaya dan jasa dengan mengangkat sejarah masa silam kabupaten berjuluk Ranah Cati Nan Tigo ini. Salah satunya dengan menggelar festival Pamalayu. “Ini salah satu sasaran yang ingin kita capai melalui festival Pamalayu,” tandas bupati termuda di Indonesia ini.
Terkait dengsn hal tersebut, Bupati Sutan Riska yang didampingi Kabag Humas Budi Waluyo dan empat kepala OPD minta agar kalangan pers dan media massa dapat membantu mempublikasikan festival Pamalayu, agar gaungnya mencapai pelosok negeri. Dharmasraya menyiapkan diri untuk menerima kunjungan masyarakat yang ingin datang dan menikmati festival Pamalayu ini.
Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasrsya akan digelar mulai 22 Agustus 2019 dan akan mencapai puncaknya pada 7 Januari 2020. Dalam rentang waktu tersebut akan diadakan berbagai acara, antara lain lomba menulis sejarah Dharmasraya masa lalu dan masa kini, lomba membuat vlog dan lomba potographi. Selain itu juga diramaikan dengan pameran artefak hasil penggalian di cagar budaya Padang Roco, arung Pamalayu, makanan khas Dharmasraya dan karnaval mobil hias dan lain lain.***