PAINAN, RELASIPUBLIK – Sangat aneh jika ada anak didik saat ini tidak naik kelas, dua tahun berturut-turut. Padahal curiculum 2013 intinua focus pada pembinaan siswa serta kerjasama antara guru dan orang tua.
Hal tersebut ternyata tidak ada penerapannya pada salah satu sekolah di kabupaten Pesisir Selatan.
Fajri salah sorang siswa SMP Negri 2 Linggo Sari Baganti menjadi korban ketidak mampuan guru dalam membina.
Fajri tidak naik kelas dalan 2 tahun berturut, padahal orang tuanya tidak pernah mendapat informasi apapun tentang kekurangan anaknya, dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Betapa terkejutnya orang tua siswa tersebut ketika melihat raport anaknya, diketahui anaknya tinggal kelas untuk kedua kalinya secara berturut-turut, padahal ia tidak pernah mendapatkan informasi apapun tentang prilaku anak dari sekolah.
Kalau merujuk pada acuan curiculum 2013, guru dan orang tua saling berkordinasi untuk peningkatan mutu didik anak, dan guru wajib memberikan konseling pada siswa yang memiliki permasalahan pembelajaran dan psychis.
Eva (47) merasa guru melakukan diskriminasi pada anaknya.
Anggapan itu bukan tidak beralasan, karena dengan tidak naik selama 2 tahun ajaran berturut-turut, menyebabkan mental anak menjadi kena.
“Saya kecewa dengan guru yang tidak pernah membina dan memikirkan psycologis anak, sehingga berbuat seenaknya dalam menilai anak,” kesal Eva.
Ditambahkannya, tugas guru bukan hanya memberikan pelajaran semata, tapi juga membina anak, sehingga pembelajaran menjadi baik.
“Tugas guru bukan hanya memberi pelajaran semata, juga membina dan mengarahkan anak-anak, karena guru pendidik bukan instruktur yang hanya bisa memberi instruksi saja,” tambah Eva.
Kepala sekolah SMPN 2 Syafrinal, ketika akan dikonfirmasi sekaitan dengan keteledoran sekolah, yang tidak melakukan pendidikan baik pada anak, tidak berada ditempat atau tepatnya meninggalkan sekolah saat jam pembelajaran sedang berlangsung.
Wakil kepala sekolah bidang curiculum Ardina.SPd yang saat itu ditemui mengatakan, jika kepala sekolah menghadiri pesta anak kepala Dinas Pendidikan Pessel.
“Kepala sekolah sedang keluar menghadiri pesta kepala dinas,” ungkap Ardina.
Ketika ditanyakan kenapa siswa tersebut bisa dua tahun ajaran berturut-turut tidak naik kelas, Ardina mengatakan hanya kepala sekolah yang berhak menjawab.
Orang tua siswa beranggapan, apa yang dilakukan sekolah tersebut sudah merupakan diskriminasi, dan kepala sekolah tidak layak untuk memimpin dalam melakukan pembinaan pada guru serta anak didik.(Red)