PADANG-relasipublik.com- Mantan anggota DPRD Kota Padang, Helmi Moesim mengaku kecewa kepada pengurus Masjid Darussalam yang tak kunjung membelikan ambulance. Padahal, dana hibah melalui pokir sudah lama cair.
“Ambulance-nya kan sudah didatangkan sekitar 6 hari yang lalu. Itu kan pokir saya selaku anggota dewan di tahun 2018. Saya kecewa dengan pengurus masjid karena terlambat dibelikan ambulance, padahal dananya sudah masuk ke rekening pengurus,” jelasnya ketika dihubungi media ini, Sabtu, 16 Maret 2019.
Helmi Moesim mengaku heran kapada masyarakat yang mempersoalkan hal tersebut dengan mengadu ke Partai Golkar. Pasalnya, dana pokir tersebut berasal dari dirinya, bukan Partai Golkar.
“Kalau melapor itu ke Polisi, ke Kejaksaan, ke KPK, jangan ke Golkar. Jadi, sia nan bungkuk, itu dimakan saruang. Namun, saya tidak bisa menuduh siapa yang bermain, karena dana itu ke pengurus masjid, yaitu ketua dan bendahara,” ujarnya.
Ketika dana itu sudah cair, cepat dibelikan ke ambulance, dapat digunakan untuk membawa mayat, kan cuma itu tujuan saya. Sebab, apabila dana hibah tersebut sudah ditransfer ke rekening penerima dana hibah, tidak ada lagi hak anggota DPRD. Jangankan mau meminjam atau lain sebagainya, melihat uang dana hibah itu saja anggota dewan tidak boleh,” terangnya.
Dikatakan Caleg Partai Berkarya ini, dari empat ambulance yang dibeli melalui dana pokir, hanya ambulance untuk Masjid Darussalam itu yang lambat pembeliannya.
“Sedangkan mereka membeli Luxio saja, tidak mau saya. Luxio itu harganya hanya Rp 165 juta, sedangkan dana hibah sebesar Rp 200 juta. Tapi kabarnya memang APV yang dibeli akhirnya,” ucap Helmi.
Sedangkan soal becak motor, Helmi mengatakan, sudah diserahkan, namun belum diberikan ke penanggungjawab. Sebabnya, terjadi rebutan di internal masyarakat. “Karena yang lama itu kurang bertanggungjawab terhadap pemeliharaan betor,” cakapnya.