Apa dasar Prof mengatakan Daerah “Sumatera Barat Minangkabau” menganut Islam aliran keras?
Saya atas nama pribadi selaku masyarakat minangkabau sumatera barat, menantang atas sikap Prof selaku orang entelektual. Perkataan Prof tidak berlandasan, dan tidak menunjukkan bahwa Prof adalah seorang cendekiawan ulung, perkataan Prof tidak mencerminkan seorang tokoh yang sudah malang melintang di berbagai kepimpinan dan jabatan, awalnya saya asecara pribadi salah satu pengagum Prof, tapi dengan sikap ucapan Prof mengatakan salah satunya Sumatara Barat daerah yang mayoritas memilih dan memenangkan Capres 02 dikenal sebagai Islam garis Keras, Prof telah melukai hati dan perasaan kami masyarakat minangkabau Sumatera Barat.
Perlu Prof ketahui,
Kami Orang Minangkabau salah satu suku bangsa yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, dan mengambil dari filosofi Alam takambang jadi guru sebagai sumber kehidupan, maka sifat Adat Minangkabau bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah, dengan memakai pola hidup seperti ungkapan Nan elok dipakai, nan buruak dibuang “Yang baik dipakai, yang buruk dibuang”.
Dalam sejarah kehidupan masyarakat Minangkabau, telah berjuang mengusir penjajahan dinegeri yang kita cintai ini, dan telah banyak kekuasaan asing yang menjajah namun mereka tetap berpegang teguh kepada Adat, dan telah banyak melahirkan toko -tokoh Nasional berjuang untuk bangsa dan tanah air yang sama-sama kita cintai.
Masyarakat minangkabau berlandaskan pada filosofi Alam takambang jadi guru adalah merupakan sumber yang sama dengan ajaran Islam, yakni ciptaan-Nya seperti alam sebagai contoh dan Kitab-Nya sebagai pegangan. Islam juga memandang manusia dalam kedudukan yang sama antara sesamanya, baik hak maupun kewajibannya serta melindungi nilai-nilai moral dan etika yang agung.
Kami masyarakat minangkabau sumatera barat, dalam sebuah kehidupan bermasyarakat mengedepankan keterbukaan serta menghargai perbedaan antara lain seperti motivasi dalam kehidupan, begitu juga dalam Adat menyangkut harga diri. Sedangkan dalam Islam hanya karena Allah. Sementara perbedaan lainnya ialah, tentang sistem pemerintahan dan gaya kepemimpinan dalam masyarakat karena perbedaan sumber hukum.maka hal tersebut tidak menggoyahkan ajaran yang hakiki, namun membuat semakin memperkokoh kehidupan bermasyarakat di Sumatera Barat di Ranah Minangkabau.
Prof ”
Orang Minang sadar, sebagai umat manusia pada umumnya harus bisa belajar dari segala kejadian dan fenomena yang ada di alam ini, umat manusia haruslah dinamis dan bisa menyesuaikan serta mengembangkan dirinya di mana pun ia berada, baik di tanah asal atau pun di tanah rantau. Umat manusia dituntut juga untuk bisa selaras dengan alam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Secara sederhana, alam takambang jadi guru dapat diartikan ‘agar kita belajar kepada alam dan berbagai fenomenanya yang senantiasa mengabarkan sebuah kearifan’ secara turun temurun pepatah ini diajarkan, baik secara lisan maupun berbagai karya tulisan,
Artinya dalam pandangan kami, falsafah hidup alam takambang jadi guru mengandung pengertian bahwa setiap orang ataupun kelompok kedudukannya sama, dimana tidak ada yang lebih tinggi satu dari yang lain, baik sebagai individu, kelompok ataupun golongan. Secara historis pandangan hidup semacam itu memberikan sprit tersendiri bagi individu untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
Untuk meningkatkan harga diri dan martabat masyarakat, disatu sisi alam takambang jadi guru mengajarkan bahwa suatu keniscayaan bagi seseorang untuk menjunjung dan menempatkan harga diri pada posisi yang wajar dan terhormat agar tidak terjadi kesenjangan sosial ditengah-tengah masyarakat.
“Mangalicik dialu manggalempang didadak, kok sasek Prof tampek lalu dicarilah tampek tagak”.
“Kini talang bisuk siluju, pacah balah dalam parahu,kini kok malang Prof bisuk kok muju, garak Allah siapo manusia yang tau”.
“Salam Buat Prof Mahput MD Serang Ketokohannya yang tidak diragukan lagi*
” Datuk Mdr Kayo”