Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHSENI & BUDAYATERBARU

Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru Ciptakan Generasi Muda Berkarakter

245
×

Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru Ciptakan Generasi Muda Berkarakter

Sebarkan artikel ini
Sejumlah anggota Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru, saat melakukan latihan-latihan ringan di rumah warga setempat. Sanggar ini terbentuk pada 9 September 2017 dan saat ini sudah berhasil merekrut anggota sebanyak 115 orang

Relasipublik.com Painan – Guna meramaikan Kampung halaman dan ikut melestarikan nilai-nilai budaya tradisional anak Nagari.  Sekelompok generasi muda di Kampung Koto Baru Kenagarian Aurduri Surantih, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) baru-baru ini meresmikan Sanggar Kesenian Randai.

“Kesenian Rakyat ini, diresmikan sekelompok anak muda, yang tergerak hatinya untuk kembali mencintai dan mengingatkan kepada seluruh kalangan, agar kesenian tradisional Randai tidak pupus tergilas roda perkembangan zaman dewasa ini,” ungkap Muhammad Fendri ketua Sanggar Kesenian Randai kepada relasipublik.com, Kamis (02/11) .

Meski sanggar tersebut hanya digerakan oleh sejumlah generasi muda yang tidak memiliki pekerjaan tetap, bahkan sebagian anggota ada pula yang sudah putus sekolah, namun sanggar yang dibentuk dalam waktu singkat itu, bisa mendapat tempat ditengah-tengah masyarakat untuk menarik sejumlah simpati di Nagari, sebutnya .

“ide ini keluar begitu saja, duduk di warung sambil bercerita dari mulut ke mulut. Sehingga timbul semangat dan rasa cinta kami terhadap Kampung halaman, untuk mengangkat kembali nilai-nilai kesenian tradisional Randai yang hampir punah ini. Dengan kesadaran yang tinggi kami terus bergerak dari rumah kerumah untuk merekrut anggota, dan akhirnya diresmikan sebagai sebuah sanggar kesenian berkat dukungan tokoh masyarakat dan pemuda,” jelas Muhammad Fendri .

Menurutnya, dalam menggerakan kesenian di Kampung Koto Baru, ia mengaku belum memiliki keahlian ataupun keterampilan khusus dibidang Randai. Namun, karena semangat yang tinggi dan rasa cinta akan kampung halaman, akhirnya kelompok melakukan swadaya mengumpulkan iuran bulanan, guna mendatangkan pelatih yang sudah ahli dan mahir dibidang tersebut.

“Dengan semangat kebersamaan, kami jalankan sumbangan dari rumah ke rumah. Kami juga melobi sejumlah donatur untuk membantu kegiatan seni ini. Sehingga sejumlah perkelengkapan dan akomodasi dapat terpenuhi nantinya,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, sanggar kesenian yang diresmikan saat itu, diberi nama “Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru” terbentuk pada 9 September 2017 dan sudah memiliki anggota sebanyak 115 orang. Dalam serangkaian kegiatan nantinya, anggota lebih fokus kepada kesenian Randai sebagai pemula dan dasar awalnya berdiri Sanggar.

“Semoga saja sanggar yang kami bentuk saat ini, bisa terus tumbuh dan berkembang hingga kedepannya. Meski, dari pengurus belum memiliki keahlian khusus dalam bidang tersebut, namun dengan semangat dan kekompakan yang tinggi, suatu saat akan berkembang dengan sendirinya,” ucapnya penuh semangat.

Sebelumnya, peresmian Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru tersebut, dihadiri oleh Muspika setempat, Kapolsek Sutera, AKP Alkadri, Wali Nagari Aurduri Surantih, Rajunas dan Anggota DPRD Pessel Dapil Sutera-Lengayang Ikal Jonedi, serta sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda.

Ikal Jonedi, selaku penasehat dalam sanggar tersebut, mengatakan, sangat mendukung dan memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang digerakkan oleh sekumpulan anak-anak muda di kampung Koto Baru.

“Selagi kegiatan itu berdampak positif terhadap kemajuan kampung halaman, kita sangat apresiasi dan mendukung penuh. Sebab, selain mengingatkan kita terhadap nilai-nilai budaya tradisional, tentu kedepannya kampung kita juga akan ramai dilirik sejumlah pihak,” sebutnya.

Selain itu, lanjut Ikal, ia juga berharap kepada pemerintah daerah setempat agar ikut pula memberikan apresiasi dan dorongan dari segi apapun. Sehingga Sanggar Kurai Tanjung Koto Baru dalam melaksanakan kegiatan nantinya, benar-benar mendapat tempat dihati masyarakat luas, khususnya Pesisir Selatan.

“Setidaknya pemerintah tak sekedar melirik saja, namun lebih memprioritaskan untuk menyiapkan anggaran dasar, tujuannya agar kegiatan tradisional seperti ini terus berkembang ditengah-tengah masyarakat dan tidak habis ditelan zaman,” tutupnya. (Ok/RP)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *