Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAOPINIPENDIDIKANTERBARU

Urgensi Berfikir Kreatif dalam Menjalani Kehidupan

380
×

Urgensi Berfikir Kreatif dalam Menjalani Kehidupan

Sebarkan artikel ini

Tuhan telah menciptakan alam semetas beserta isinya salah satunya manusia, dan Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya seperti yang dijelaskan dalam QS At-Tiin ayat 4. Sebagai makhluk yang diciptakan Allah dimuka bumi ini banyak hal yang perlu kita perhatikan dan lakukan sebagai hambanya salah satunya menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.

menciptakan manusia tidak semata-mata untuk menikmati dunia dengan keinginan hatinya, ada beberapa hal yang menjadi tanggung jawab dan harus dijalankan sebagai manusia, seperti dalam ilmu tauhid dijelaskan bahwa manusia diminta untuk Hablumminannas, Hablumminaullah wa Habblumminal Alam. Untuk mencapai tiga hal tersebut kita dituntun untuk mampu beradaptasi, dan seimbang dalam menjalaninya serta dituntun untuk kreatif dalam menjalani kehidupan.

Menjalani kehidupan adalah kondisi yang kita hadapi semasa kita hidup, dimana kita akan diberikan rasa bahagia, gundah, sedih dan perasan lainnya. Menjalani kehidupan merupakan sebuah challange artinya sebuah tantangan dan tantangan itu merupakan masalah dan harus ada pemecahannya, maka dalam pemecahan masalah tersebut kita dituntut kreatif dalam mengahadapinya.

Penting kita untuk kreatif dalam pemecahan masalah, menurut Alexander (2007), kesuksesan hidup individu sangat ditentukan oleh kemampuan untuk secara kreatif menyelesaikan masalah, baik dalam skala besar maupun kecil. Maka dalam menjalani kehidupan tentu tahap akhir atau aktualisasi diri yang ingin dicapai ialah keberhasilan.

Usia dewasa ini tingkat kretivitas yang dituntun tinggi ialah bagaimana kretif untuk pemecahan masalah dalam dunia kerja Menurut Career Center Maine Department of Labor (2004), beberapa karakteristik individu yang dikehendaki dunia kerja adalah: (1) mempunyai kepercayaan diri, (2) mempunyai motivasi untuk berprestasi, (3) menguasai keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis, mendengarkan, berbicara, dan melek komputer (computer literacy), (4) menguasai keterampilan berpikir, seperti memecahkan masalah (problem solving), membuat soal (problem posing), mengambil keputusan (decision making), berpikir
analitis (analythical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking), dan (5) menguasai keterampilan interpersonal, seperti kemampuan berkerja dalam tim dan melakukan negosiasi. Kreativitas dan pemecahan masalah juga menjadi kemampuan yang dituntut dunia bisnis sebagaimana dikemukakan Business in the Community/BITC (McGregor, 2007) bahwa dunia bisnis memerlukan individu-individu dengan kemampuan komunikasi baik, kemampuan bekerja dalam tim, dan kemampuan pemecahan masalah.

Manusia tidak hanya dituntun kreatif menjalani kehidupan dunia tetapi juga untuk akhirat. Guilford (Park, 2004) mengistilahkan kreativitas sebagai produksi divergen (divergent production) atau sering juga disebut berpikir divergen. Produksi divergen mempunyai 4 komponen, yaitu kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), keaslian (originality), dan elaborasi (elaboration). Kelancaran merujuk pada kemudahan untuk menghasilkan ide atau menyelesaikan masalah. Fleksibilitas merujuk kemampuan untuk meninggalkan cara berpikir lama dan mengadopsi ide-ide atau cara berpikir baru. Fleksibilitas juga ditunjukkan oleh beragamnya ide yang dikembangkan. Keaslian merujuk pada kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak biasa (unpredictable). Keaslian juga terkait dengan seberapa unik suatu ide
dihasilkan. Sedangkan elaborasi merujuk pada kemampuan untuk memberikan penjelasan secara detail atau rinci terhadap skema umum yang diberikan.

Misalnya, Hwang et al (2007) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan baru. Menurut Shapiro (Nakin, 2003), kreativitas dipandang sebagai proses mensintesis berbagai konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah. Sedangkan Krutetski (Park, 2004) memandang kreativitas sebagai kemampuan untuk menemukan solusi suatu masalah secara fleksibel. Peran penting kreativitas dalam pemecahan masalah secara tegas dikemukakan oleh Nakin (Nakin (2003) yang memandang kreativitas sebagai proses pemecahan masalah. Kita sebagai manusia menjalani kehidupan seperti melakukan sebuah survive.

Menurut pendapat Greeno(1993), masalah dikelompokkan menjadi 3 bagian berdasarkan proses-proses kognitif yang terlibat dalam pemecahan masalah yaitu :

Inducing Structured Problem
Dalam jenis masalah ini meminta seseorang untuk menemukan pola yang akan menghubungkan elemen-elemen masalah, antara satu elemen dengan elemen yang lain.

Transformation problem
Dalam jenis masalah ini seseorang harus memanipulasi atau mengubah objek-objek dan symbol-simbol menurut aturan tertentu agar diperoleh suatu pemecahan.

Arrangement Problem
Pada jenis masalah ini seseorang harus bisa mengatur atau menyusun ulang elemen-elemen suatu tugas agar diperoleh pemecahan. Semua elemen tugas itu disebutkan, kemudian seseorang harus menyusun kembali menurut cara-cara tertentu yang akan dapat mencapai pemecahan.

Pengertian masalah secara umum menurut beberapa ahli mengatakan bahwa masalah ialah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan. Dimana keadaan sekarang disebut juga dengan original state dan keadaan yang diharapkan atau keadaan yang akan dating disebut dengan final state. Jadi, suatu masalah akan muncul apabila ada halangan atau hambatan yang memisahkan antara present state dengan goal state.

Pentingnya individu untuk berfikir kreatif dalam menjalani hidup adalah tidak hanya sebatas untuk pemecahan masalah saja, karena untuk bertahan hiduppun kita harus kreatif, karena menjalani hidup tidak selalu tentang menghadapi permasalahan, namun juga tentang kebsersyukuran, serta pengontrolan diri dalam menerima kebahagiaan kita juga harus kreatif.

Kreatif bersifat fleksibel dan setiap kita memiliki naluri dan kemampuan kreatif itu tergantung bagaimana kita memanfaatkan potensi itu dengan cara pengembangan pengetahuan dan pemahaman kita mengenai lingkungan sekitar kita akan dapat menikmati potensi kretif tersebut. kreatif dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *