Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMATERBARU

Pessel Kekurangan APD dan Sarana Kesehatan Untuk Penganan Covid-19

166
×

Pessel Kekurangan APD dan Sarana Kesehatan Untuk Penganan Covid-19

Sebarkan artikel ini

PAINAN, RELASIPUBLIK – Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni mengakui, hingga kini pihaknya masih kekurangan alat pelindung diri (APD) dan minimnya sejumlah sarana kesehatan (Alkes) dalam upaya pemeriksaan deteksi dini terhadap orang dalam pantauan (ODP) dan notifikasi daerah setempat.

“Ya, dalam kondisi saat ini kebaradaan sarana itu sangat penting. Sebab, ODP dan notifikasi berpotensi bisa menularkan Covid-19 bagi masyarakat lainnya, bahkan keluarga sendiri,” katanya saat diwawancara wartawan di Painan, Kamis (2/4).

Menurutnya, hingga kini tercatat jumlah orang yang notifikasi ada sebanyak 2.515, ODP 220 orang, dan PDP sebanyak 3 orang.

“Mereka yang masuk pada notifikasi dan ODP ini, seharusnya bisa dilakukan pengecekan apakah diantaranya ada yang positif Covid-19 atau tidak. Sebab, dengan terintensifikasinya mereka, kita bisa dengan cepat melakukan tindakan sesuai dengan hasil pemeriksaan,” katanya.

Ia menyebutkan, berdasarkan keterangan sejumlah ahli medis, pemeriksaan ODP dan notifikasi dengan menggunakan rapid test belum menjamin seseorang dikatakan sebagai positif atau negatif.

“Kendati demikian, keberadaan alat itu sangat kita butuhkan dalam kondisi sekarang. Kami berharap pemerintah provinsi maupun pusat bisa memberikan solusi,” tuturnya.

Hingga kini, pihaknya sudah melakukan upaya masksimal dalam pencegahan wabah Covid-19 di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.

Upaya tersebut tidak saja melalui pemeriksaan terhadap suhu orang yang melintas di tapal batas provinsi tetangga, namun juga melakukan penyemprotan disinfektan secara massal dan sosialisasi berdiam diri di rumah dan hindari kegiatan yang bersifat mengumpulkan massa.

“Untuk antisipasi penyebaran Covid-19 ini, Pemkab Pessel juga berencana bakal mengalokasikan dana sebesar Rp50 miliar. Anggaran ini untuk menunjang kebutuhan medis, serta membantu masyarakat miskin yang terdampak corona,” ucapnya.

Ia mengatakan, sekitar 60 ribu jiwa, tersebar pada 120.930 KK yang tergolong ekonomi menengah kebawah terdampak paparan virus Corona di Kabupaten Pesisir Selatan.

“Masyarakat ini berasal dari keluarga petani, nelayan, tukang ojek, bahkan para pedagang kuliner dan sejumlah usaha lainnya. Mereka ini tidak lagi memiliki penghasilan yang normal. Sebab, sudah takut keluar rumah dan tidak ada lagi geliat seperti biasa,” ujarnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga berencana bakal menggratiskan pembayaran tagihan rekening Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bagi masyarakat yang terdampak paparan virus corona.

“Ya, bakal kami kaji dulu. Nanti ada sejumlah petugas yang melakukan cek dan ricek kebawah. Sebab, PDAM merupakan perusahaan milik daerah,” ucapnya lagi.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, Satria Wibawa menyebutkan, secara nasional orang yang positif terinfeksi Covid-19 hingga kini terus bertambah.

“Agar bisa dilakukan antisipasi, sehingga perlu dilakukan deteksi dini melalui rapid test,” katanya.

Dijelaskannya, metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona. Antibodi ini bakal dibentuk oleh tubuh bila ada paparan Covid-19.

Menurutnya, jika antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus corona.

“Namun, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu. Jadi, rapid test hanyalah sebagai pemeriksaan skrining atau pemeriksaan penyaring, bukan pemeriksaan untuk mendiagnosa infeksi Covid-19,” tuturnya. **

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *