Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAOPINIPENDIDIKANTERBARU

Perkembangan Kognitif dan Bahasa pada Anak Berkebutuhan Khusus

4361
×

Perkembangan Kognitif dan Bahasa pada Anak Berkebutuhan Khusus

Sebarkan artikel ini

Anak adalah anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada sebuah keluarga. Kehadiran anak sangat dinantikan oleh suami istri. Namun tidak semua anak yang dilahirkan di dunia ini mengalami perkembangan yang normal. Banyak di antara mereka dalam proses perkembangannya mengalami gangguan, hambatan, dan keterlambatan dalam proses kognitif, bahasa, dan tumbuh kembangnya.

Anak berkebutuhan khusus mengalami gangguan baik itu fisik, mental, intelegensi, dan emosi sehingga mereka memerlukan bimbingan dan pengarahan dari pihak-pihak yang lebih mengerti atau lebih paham terkait dengan hal tersebut dan pastinya kita memberikan pendekatan yang berbeda dengan anak normal lainnya.
Aspek-aspek abnormalitas seorang anak berkebutuhan khusus :

Aspek fisik yaitu ketidakmampuan anak dalam segi fisik, contohnya anak tunanetra, tunarungu, tunawicara.

Aspek sosial yaitu anak berkebutuhan khusus yang mengalami kesulitan dalam bersosialisasi di lingkungannya, anak dikategorikan dalam tunalaras.

Aspek mental terbagi menjadi dua yaitu anak dengan mental lebih (supernormal) atau anak berbakat, yang kedua yaitu anak dengan kemampuan mental yang rendah atau tunagrahita.

Berikut akan dijelaskan perkembangan kognitif dan bahasa anak berkebutuhan khusus :

Perkembangan kognitif anak berkebutuhan khusus salah satunya anak tunagrahita. Perkembangan kognitif menurut Jean Piaget adalah menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterprestasi objek dan kejadian-kejadian sekitarnya.

Sebagian besar teori Piaget ditujukan untuk memahami bagaimana struktur kognitif anak berkembang seiring dengan perubahan usianya. Yang akan di bahas pada kali ini adalah perkembangan kognitif pada anak tunagrahita. Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu tunagrahita?.

Anak tunagrahita ini adalah mereka yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, sehingga mereka itu tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, memikirkan hal-hal yang abstrak dan berbelit-belit. Begitu juga dalam pendidikannya, pada saat belajar seperti mengarang, berhitung, dan pelajaran bersifat akademik lainnya. Anak tunagrahita ini juga memiliki tingkatan ketunagrahitaan yang berbeda-beda, ada yang ringan, sedang, dan juga berat.

Perkembangan kognitif anak berkebutuhan khusus tunagrahita ini kecepatan dalam belajarnya jauh tertinggal oleh anak normal. Anak ini lebih banyak memerlukan ulangan tentang bahan yang dipelajarinya. Ketepatan respon anak tunagrahita kurang dari anak normal. Tetapi bila tugas yang diberikan bersifat diskriminasi visual, anak tunagrahita ini hampir sama dengan anak normal lainnya. Anak tunagrahita ini sangat memerlukan sokongan dari orang-orang terdekatnya agar ia semangat dalam menjalani kesehariannya. Lingkungannya juga sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak tunagrahita.

Perkembangan bahasa anak berkebutuhan khusus. Anak bekebutuhan khusus juga mengalami hambatan dalam perkembangan berbahasanya. Bahasa merupakan suatu bentuk komunikasi yang dilakukan baik dengan cara diucapkan, ditulis, ataupun diisyaratkan pada sebuah symbol. Anak berkebutuhan khusus juga mengalami kesulitan dalam berbicara (berkomunikasi).

Anak mengalami kesulitan dalam berbicara apabila kemampuan anak tidak sesuai dengan kemampuan anak lain yang seusianya serta anak mengalami berbagai kesulitan dalam artikulasi, penyuaraan, dan kelancaran dalam berbicara. Anak sering tidak jelas dan tidak lancer dalam mengucapkam kata-kata.

Anak yang mengalami kesulitan berbicara maka mereka akan sulit dalam berkomunikasi dan juga mempengaruhi proses belajarnya. Saat mereka di kelas mereka akan kesulitan untuk mengikuti proses belajar seperti anak sulit untuk bertanya kepada gurunya tentang pelajaran. Anak ini sangat memerlukan perhatian yang khusus dari orang tua, guru, dan orang-orang yang ada disekelilingnya.

Jadi dapat kita simpulkan, perkembangan kognitif dan bahasa pada anak berkebutuhan khusus sangat memerlukan bimbingan, sokongan dari orang yang berada di sekelilingnya. Jika lingkungan sekitarnya memberikan semangat yang tinggi maka anak berkebutuhan khusus ini juga bersemangat dalam menjalani semua hal.

Dan apabila guru di sekolahnya juga memberikan bimbingan yang bagus itu juga akan menjadi hal positif yang akan didapatkan anak dalam proses perkembangan kognitifnya, ajaklah mereka untuk berkomunikasi agar mereka bisa belajar dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca sehingga kita bisa menjadi pembimbing yang baik bagi anak berkebutuhan khusus yang ada di sekitar kita. Terima Kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *