Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMADAERAHPERISTIWATERBARU

Hendak ke Sekolah, ini Perjuangan Siswa di Pesisir Selatan

220
×

Hendak ke Sekolah, ini Perjuangan Siswa di Pesisir Selatan

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELASIPUBLIK — Siswa Sekolah Dasar di Nagari Lagan Mudiak, Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabuten Pesisir Selatan (Pessel), Sumber terpaksa menyebrangi sungai pakai titian dari batang kepala.

Orang tua siswa, Dasril (52) mengatakan, sangat prihatin dengan kondisi seperti itu. Titian seperti itu pastinya sangat membahayakan keselamatan anaknya. Apalagi, titiannya cukup panjang, mencapai 12 Meter.

“Kami, memang butuh perhatian serius pemerintah kabupaten, anak kami terpaksa menyerang titipan batang kelapa, “ujarnya dengan nada sabak pada Relasipublik.com Rabu (4/9).

Saat anak-anak menyebrang titian tersebut, hati ini terus was-was takut jatuh, jika jatuh pupus lah harapan untuk kesekolah.

Diberitakan sebelumnya, Seperti, satu unit jembatan di Nagari Lagan, Pessel ambruk karena dimakan usia. Akibatnya, sekitar 500 KK terisolasi.

Padahal, jembatan yang penah dibangun puluhan tahun silam itu merupakan akses warga menuju ladang. Bahkan, satu-satunya penghubung bagi anak-anak menuju sekolah.

“Kejadiannya Minggu malam, 1 September 2019,” ujar Ari Depi.

Ia menjelaskan, jembatan tersebut adalah penghubung antara Kampung Batu Joliang dan Kampung Timbarau. Kedua kampung itu merupakan kampung tua di Kenagarian Lagan.

Sebelum runtuh, kondisi jembatan memang sangat memprihatinkan. Terdapar kerusakkan di sana sini. Bagian badan jembatan banyak lobang. Sebagian besar kayu penyanggah sudah lapuk.

Kondisi seperti itu sudah berlangsung sejak lama. Namun, menurutnya, tidak ada atensi dari pemerintahan nagari untuk memperbaiki jembatan satu-satunya itu.

“Ini sangat memiriskan. Seperti pemerintah nagari lalai atau sengaja melalalikan. Kala nggak tau, saya rasa nggak mungkin itu,” sebutnya.

Secara terpisah, Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Linggo Sari Baganti, Jon Jerizal Asmal menyampaikan, selain dimakan usia, ambruknya jembatan itu akibat diterjang banjir.

Sebab, dalam sepekan terakhir curah hujan di daerah itu cukup tinggi. Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pernah melakukan perbaikkan sebanyak dua kali.

“Tapi ternyata tidak bertahan lama. Memang usia jembatan itu sudah tua. Sudah puluhan tahun bahkan,” jelasnya.

Kendati demikian, dirinya mengaku, pihak kecamatan dan pemerintahan nagari telah sejak lama mengusulkan pembangunannya pada pemerintah kabupaten.

Pengusulan melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat nagari maupun kecamatan. Sebab, pembangunannya tanggung jawab kabupaten.

Namun hingga kini masih belum terealisasi. Ia berharap, pemerintah kabupaten segera merealisasikan jembatan permanen. Jika tidak, bakal berdampak pada perekonomian masyarakat.

“Karena ini menyangkut perekonomian warga sekitar. Kami berharap, tahun anggaran 2020 dapat terealisasi,” harapnya.

Kepada wartawan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Herman Budiarto menyebutkan pembangunan jembatan segera dilakukan.

Kegiatan pembangunan menggunakan dana tanggap darurat 2019 senilai Rp300 juta, dengan bentang jembatan sepanjang 12 Meter dan lebar 3 Meter.

“Ya. Sekarang kami lagi nyiapin gambar dan RAB. Mudah-mudahan besok bisa langsung bekerja. Jembatannya semi permanen” ujarnya.

Sedangkan Bupati Hemdrajoni menegaskan jembatan tersebut bakal dituntaskan pada 2020. “Sekarang lagi ditangani BPBD,” tutupnya,(ala)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *