Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BERITA UTAMAOPINIPENDIDIKANTERBARU

BENARKAH DZIKIR DAPAT MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PESERTA DIDIK ?

1007
×

BENARKAH DZIKIR DAPAT MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PESERTA DIDIK ?

Sebarkan artikel ini

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia. Pendidikan dapat membentuk kepribadian peserta didik dimasa yang akan datang dan sekaligus juga mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan kualitas kehidupan manusia Dalam proses pendidikan tentu peserta didik dituntut melakukan aktivitas belajar disana baik belajar secara akademik maupun belajar diluar akademik (musik, olah raga, seni dan lain sebagainya).

Hal tersebut membuat para peserta didik membutuhkan pikiran dan tenaga yang ekstra pula, baik dari segi konsentrasi maupun kesehatannya. Terkait konsentrasi banyak peserta didik yang merasa kesulitan dalam konsentrasi belajar hal ini dibuktikan kurangnya antusias peserta didik saat mengikuti proses belajar, berbagai macam metode belajar yang digunakan dalam belajar tetap saja hal itu belum lengkap sebagai solusi dalam mengatasi kesulitan konsentrasi belajar. Lalu bagaimana solusi lain yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut ?.

Kata zikir berasal dari bahasa Arab, secara etimologi merupakan masdar (kata kerja benda) dari kata kerja ذكر yang berakar kata dari huruf .ر – ك – ذ Menurut Ibn Manzhir berarti menjaga sesuatu dengan menyebut atau mengingatnya, dan menurut Ibn Ishaq berarti mengambil pelajaran. Dzikir adalah salah satu cara agar seseorang mendapatkan ketenangan hati dan pikiran. Secara psikologis, dzikir dapat menciptakan perasaan damai, tenang, dan suasana emosi positif. Abu Fatiah Al-Adnani berpendapat bahwa dzikir adalah sebuah aktivitas yang sangat luas dan menyeluruh, bukan hanya sebatas lantunan tasbiḥ, taḥmid, taḥlil, takbir, istigfar, ḥauqalah (yaitu ucapan lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh), istirja’ (yaitu ucapan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn), dan doa-doa lainnya, namun lebih dari itu, semua bentuk ibadah dengan hati, lisan dan anggota badan adalah termasuk bagian dari dzikir.

Ketika kita berdzikir dengan penuh konsentrasi maka akan muncul gelombang alpha, yaitu gelombang otak yang muncul jika kondisi tubuh rileks. Sedangkan secara fisiologis, dzikir akan memicu keluarnya zat penenang alamiah di dalam otak yang disebut sebagai endogenous morphin atau endorphins. Zat endorphins ini dapat distimulasi dengan latihan meditasi dzikir melalui konsentrasi yang mendalam pada kalimat-kalimat dzikir.

Dalam islam Dzikir adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Insan ayat 25-26:
وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلٗا ٢٥ وَمِنَ ٱلَّيۡلِ فَٱسۡجُدۡ لَهُۥ وَسَبِّحۡهُ لَيۡلٗا طَوِيلًا ٢٦
“Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang, Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah

Konsep kegiatan dzikir mempunyai hubungan atau berpengaruh pada konsentrasi belajar siswa hal ini di bukikan dengan ketika siswa melaksanakan kegiatan tadarrus, shalat dhuha dan shalat yang lain serta mau berdzikir dengan baik dan khusyu`, maka siswa memiliki kecenderungan berperilaku baik dan mempunyai konsentrasi serta semangat belajar, menciptakan kedisiplinan belajar santri, menciptakan ketenangan belajar dan menimbulkan semangat serta motivasi yang baik dibanding anak yang tidak mengikuti kegiatan tersebut dengan baik dan khusyu` atau sambil bersenda gurau.

Kegiatan dzikir mulai Istigfar, tahmi, tahlil, tasbih, takbir, salat, hauqalah dan doa dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat konsentrasi dalam belajar belajar, jadi misalnya ketika siswa mengikuti dzikir dalam sholat atau zikir diluar sholat dengan baik, tata cara yang benar dan khusyu’ maka tingkat konsentrasi belajarnya pun baik karena dalam setiap konteks zikir menimbulkan ketenangan dan kedamaian jiwa terlebih jika dikerjakan secara baik dan benar, namun ketika siswa mengikuti dzikir baik itu dalam sholat maupun diluar sholat dan hanya sebagai beban saja dan pelaksanaannya kurang baik atau tidak khusyu’ maka tingkat konsentrasi belajarnya pun kurang, dan ada ketika siswa yang tidak sama sekali mengikuti kegiatan dzikir baik dalam sholat maupun diluar sholat maka tingkat konsentasinya pun kurang dan juga terlalu tergesa-gesa dalam mengerjakan sesuatu karna tidak ada ketenangan didalam jiwanya serta konsep dzikir tadi tidak didapatnya.

Menurut penulis kegiatan ini sangat bagus untuk peserta didik karena dapat mengajarkan islam melalui setting pendidikan, kegiatan dzikir ini bisa dilakukan disekolah maupun luar sekolah. Dalam lingkup sekolah peran guru sangat dibutuhkan, dengan adanya kerja sama antara pihak yang terkait kegiatan ini akan mudah dilakukan, pada setting luar sekolah orang tua yang berperan penting disini dengan mengajarkan anak berbagai macam kegiatan keagamana dapat menanamkan pesan moral pada kehidupannya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *